Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat, kebakaran pagi tadi. Para pedagang pun menyuarakan kesedihannya karena barang dagangan mereka habis terbakar akibat peristiwa ini.
Kebakaran terjadi pada pukul 08.23 WIB, Kamis (24/9/2020). Petugas pemadam kebakaran mengirimkan 25 unit mobil damkar untuk memadamkan Pasar Cempaka Putih yang berada di Jalan Cempaka Putih XI.
Puluhan petugas damkar berjibaku memadamkan api. Bahkan, warga yang tinggal di sekitar pasar juga ikut membantu proses pemadaman api dengan memegangi selang air atau menyiramkan api dengan air yang ditaruh di ember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pintu-pintu kios yang terkunci pun dijebol dengan batang kayu. Setelah dijebol, petugas damkar menyemprotkan air ke dalam kios tersebut.
Kebakaran Pasar Cempaka Putih pagi tadi cukup besar. Hampir seluruh bangunan pasar hangus terbakar. Atap ruko pasar ambruk akibat kebakaran.
"Orang saya lagi tiduran, saya kaget, loncat (saya dengar) teriakan tetangga, 'Bu Joko, Bu Joko, api, api, kebakaran'. Pas saya tengok api sudah di itu, atap. Saya (mau) lari bingung," kata seorang pedagang Pasar Cempaka Putih, Supriati (55), memberikan kesaksian.
Pedagang kelapa ini mengatakan, saat kebakaran terjadi, dia langsung memanggil anaknya yang juga berada di dalam ruko. Setelah itu, mereka berdua pun menyelamatkan diri.
"Saya panggil anak saya, anak saya juga di atas. 'Don turun Don', kebakaran, kata saya. Anak saya turun sampai loncat. 'Selamatin motor aja Don, yang lain biarin'. Api sudah nyamber, selamat saya sama anak saya berdua lari ke depan. Sudah, nggak tahu apa-apa lagi," ungkapnya.
Supriati menjelaskan dia dan anaknya tinggal di dalam ruko pasar. Dari kebakaran ini, lanjutnya, semua pakaian, perabotan rumah, dan barang dagangannya hangus terbakar.
"Nggak ada sisa sama sekali. Habis semua mesinnya (parut kelapa). Mesin (ada) 2 habis (terbakar), nggak ada yang kebawa sama sekali. Itu saya lihat kerangkanya nggak ada itu. Terus anak saya sekolah pun nggak kebawa bajunya. Tahu surat-suratnya," ucap Supriati.
![]() |
Saat petugas memadamkan api, banyak pedagang yang berusaha menyelamatkan barang dagangannya. Pedagang berupaya mengevakuasi barang dagangannya yang masih bisa diselamatkan. Barang dagangan yang diselamatkan seperti beras, mesin parut kelapa, telur, gelas plastik, sayuran, dan timbangan.
Barang dagangan yang dievakuasi ini diletakkan di sisi pasar. Namun banyak juga barang dagangan yang tak berhasil diselamatkan.
Tukino (35), pedagang di Pasar Cempaka Putih, mengatakan kebakaran terjadi karena ada ledakan gas di lapak pemotongan ayam. Setelah gas meledak, kata dia, api merembet ke atap pasar.
"Jarak lapak saya dengan ruko pemotongan ayam cuma jarak 5 kios. Gas itu meledak langsung membakar. Membakarnya itu (ke) atas (ganteng). Cuma (mendengar) sekali (suara ledakan), langsung gede. Ita kompor meledak, (dari) gas," ujar Tukino.
"(Gas meledak di) lapak pemotongan ayam. Dia kan lapak kosongan, gitu lho, nggak pakai rolling (door), kosongan gitu, lapak terbuka. Waktu saya lihat ke sono (asal api), apinya sudah gede, saya kabur lagi. Kita harus selamatin barang soalnya api sudah bakar atas," ungkapnya.
Tukino pun mengungkap hanya sedikit barang dagangannya yang bisa diselamatkan. Pedagang ini pun tidak mengetahui berapa kerugian material yang dia alami.
Sementara itu, pedagang tahu di Pasar Cempaka Putih, Munir (35), mengaku melihat api yang membakar pasar merembet dengan cepat. Dia pun langsung berlari ke luar pasar usai diberi tahu ada kebakaran.
"Awalnya (pukul) 09.30 WIB saya lagi duduk-duduk aja di warung, tahu-tahu lampu (listrik) mati. Di belakang ada kabar, 'ada kebakaran di belakang, ada api', saya lihat api sudah gede. Api sudah gede saya lari ke depan lagi, 'ayo-ayo ke depan aja, nggak ketolong ini (barang-barang) api sudah gede banget. APAR sudah nggak sanggup buat padamin. Itu dari blokan ayam potong'," ucap Munir.
Api berhasil padam sekitar pukul 11.00 WIB. Usai api padam, puluhan petugas damkar melakukan proses pendinginan. Pendinginan dilakukan di pinggir dan dalam pasar dengan menyemprotkan air ke tiap ruko dan puing-puing.
Pendinginan dilakukan di pinggir dan dalam pasar dengan menyemprotkan air ke tiap ruko dan puing-puing. Seluruh genteng Pasar Cempaka Putih ambruk dan jatuh ke dalam ruko dan lantai. Puing-puing pun berserakan di pinggir dan dalam pasar.
Ada kayu-kayu, pecahan genteng, kardus-kardus, gas elpiji, dan barang dagangan lainnya yang terbakar. Semua barang yang terbakar tampak hangus dan menjadi arang.
![]() |
Kasudin Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal menyatakan total 672 ruko di Pasar Cempaka Putih yang hangus terbakar. Kebakaran diduga akibat ledakan gas elpiji di salah satu lapak pedagang ayam. Api kemudian merembet ke ruko-ruko lainnya.
"Itu kan kios yang terbakar ada 672. Luas area (yang terbakar) 3.000 m2," ujar Asril.
Asril menyatakan tak ada korban jiwa maupun luka akibat kebakaran ini. Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir mencapai miliaran rupiah. Untuk memadamkan Pasar Cempaka Putih, sekitar 120 personel diturunkan.
"Alhamdulillah tidak ada (korban jiwa)," kata Asril.
Setelah lokasi aman dari api, pedagang mencari barang-barang yang masih bisa dipakai. Sejumlah pedagang mengais barang-barangnya bermodalkan sekop kecil, besi panjang, potongan kayu, atau bahkan tangan kosong, mereka menggali puing-puing untuk mencari barang dagangan mereka.
"Ini saya cari timbangan tapi nggak nemu-nemu," ucap salah satu pedagang sambil menggali puing sisa kebakaran dengan tangan kosong.
Dari pencarian ini, ada orang yang mengambil daging ayam dan sapi dari lapaknya untuk dipindahkan. Barang lainnya, seperti timbangan, gelas, piring, dan benda lainnya, yang ditemukan dalam kondisi baik langsung dipindahkan dari ruko untuk dievakuasi.
Beberapa orang yang telah mengevakuasi barangnya ini langsung memindahkannya dengan memakai mobil pikap. Puing-puing bekas kebakaran terlihat berserakan di lantai.
Tim pemadam kebakaran meninggalkan lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Kebakaran juga menyebabkan sebuah motor terbakar. Kerangkanya tampak tergeletak di puing-puing sisa kebakaran. Kebakaran juga menyisakan kabel listrik di pinggir pasar menjadi semrawut.