Duo politikus Partai Gerindra, Habiburokhman dan Arief Poyuono, terlibat perdebatan panas di media dalam sepekan terakhir. Siapa sangka di masa lalu mereka punya kisah panjang bersama.
Habiburokhman dan Poyuono dekat sejak era pergerakan reformasi. Keduanya bertemu saat sama-sama menjadi aktivis '98. Mereka sama-sama aktif di Partai Rakyat Demokratik (PRD).
"Ya sudah lamalah ya, (kenal) sejak di PRD barenglah. Iya (sama-sama aktivis)," kata Poyuono dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (17/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya lalu berteman dekat. Mereka berdua kerap memulai pergerakan dan aksi-aksi advokasi. Jika Poyuono menggugat sesuatu, Habiburokhman-lah pengacaranya. Habiburokhman bahkan menyebut dirinya adalah pengacara pribadi Poyuono. Hal itu pun diamini oleh Poyuono.
Kedekatan keduanya juga tergambarkan dari tempat tinggal yang bertetangga. Habiburokhman dan Poyuono bertetangga sejak 2007. Habiburokhman mengisahkan, saat itu, karena tak punya saudara di Jakarta, dirinya sengaja mencari tempat tinggal yang dekat dengan Arief Poyuono.
"Sekitar tahun 2000-an tinggal di kos-kosan, akhirnya kita tinggalnya pun deket, rumah saya tuh di kawasan Bekasi itu, deket rumah dia. Karena kan pertama kali beli rumah nggak tahu nggak punya saudara, di mana, cari yang ada temanlah, gitu. Jadi kita ini, selain sahabat, juga tetangga dekat, di daerah Bekasi, Harapan Indah," kata Habiburokhman saat berbincang, Jumat (18/9/2020).
Keduanya juga pernah satu kantor di daerah Cikini, Jakarta Pusat, sebelum Habiburokhman menjadi anggota DPR periode ini. Habiburokhman pun mengibaratkan hubungan keduanya layaknya saudara.
"Iya, sampai sekarang (bertetangga). Walaupun saya nggak tinggal di sana, saya tinggal di rumah jabatan, tapi kita tetap bertetangga. Dan adik-adik dia, kakak dia, sudah kayak saudara dengan saya. Biasa saja kalau kami saling mengkritik, baik di media atau kalau ketemu bahkan kita bentak-bentakan biasa, namanya udah kayak saudara, kan. Saling ingat-mengingatkan begitu," ungkap Habiburokhman.
Soal cerita masuk Gerindra, ada sedikit beda perspektif di antara keduanya. Pertemuan Prabowo dengan Habiburokhman dan Poyuono terjadi sekitar medio 2008 atau menjelang gelaran Pemilu 2009.
Kala itu, dalam pertemuan dengan Prabowo, Habiburokhman mengaku sang ketum mengajaknya dan Poyuono untuk bergabung dengan Partai Gerindra. Tak tanggung-tanggung, keduanya langsung diberi jabatan ketua bidang, atau meminjam istilah Habiburokhman, setara pejabat eselon II di Partai Gerindra.
"Kita masuk Gerindra pun bareng. Tahun 2008 kita berdua itu menghadap Pak Prabowo, lalu diminta ikut bergabung di Partai Gerindra. Itu pas pemilu Mega-Pro itu lho, menjelang Pemilu 2009. Jadi masuk ke Gerindra itu sebagai aktivis '98, istilahnya portofolionya begitu. Kita banyak ngobrol soal politik, lalu Pak Prabowo ngomong 'kenapa kalian nggak masuk partai saja?'. Langsung saya ditunjuk sebagai Ketua Bidang Advokasi, beliau (Poyuono) Ketua Bidang Ketenagakerjaan. Kalau ketua bidang ini di partai istilahnya eselon II lah," tutur Habiburokhman.
Poyuono mengklaim dirinyalah yang mengajak Habiburokhman masuk Gerindra. Namun Habiburokhman tak setuju. Dia menyatakan keduanya masuk Gerindra di waktu bersamaan. Meski dia tak menampik Poyuono-lah yang lebih dulu mengenal Prabowo.
"Ya bukan, kita bareng. Cuma waktu itu kan tentu saya... kan kita kan namanya aktivis '98 dengan Pak Prabowo kan kita belum tentu, komunikasinya belum bagus. Memang yang mengenal Pak Prabowo duluan dia gitu lho. Tapi masuk Gerindranya bareng," kata Habiburokhman.
"Karena Mas Poyu kan sejak tahun berapa gitu memang sudah komunikasi dengan Pak Prabowo. Saya memang baru tahun 2008. Jadi bukan dia bawa saya, kita bareng masuknya dengan kapasitas yang sama. Kita ini istilahnya collective collegial-lah, bukan dibawa-bawa," tuturnya.
Dari sudut pandang Poyuono, terang benderang dialah yang mengajak Habiburokhman masuk Gerindra. Menurut Poyu, semua orang tahu fakta itu.
"Ya kalau dari partai, semua orang tahu gitu kan siapa yang membawa Habiburokhman ke Gerindra. Cuma kan saya nggak pernah mau menceritakan latar belakang orang atau siapa gitu ya. Bagi saya itu antipati. Saya tidak looking the back, tapi saya looking the forward. Saya melihat ke depan, bukan melihat ke belakang. Itulah saya," ujar Poyuono.
Poyuono tak bercerita banyak soal sejarahnya dan Habiburokhman bergabung dengan partai pimpinan Prabowo Subianto itu. Ia justru meminta menanyakan kepada Habiburokhman soal siapa sosok yang mengenalkannya kepada Prabowo.
"Tanyakan saja kepada dia. Tanyakan saja misalnya, dia mengenal Prabowo dari siapa, gitu kan. Tapi nggak usahlah, itu nggak usah disebutlah. Saya nggak mau... itu bukan hal penting, bukan hal substansial di dalam membangun partai politik atau bagaimana menjadikan partai politik itu sebagai alat perjuangan untuk kemaslahatan masyarakat. Saya tidak seperti itu orangnya," ujarnya.
Setelah masuk Gerindra, cerita kedekatan keduanya masih bersambung. Mereka tinggal di satu barak selama proses pengkaderan.
"Kan Partai Gerindra ini kan 2008 ya, lalu kan pengkaderan sekitar 2009, awalnya kita malah menjadi pemateri di sekolah partai. Tapi untuk sekolah kader yang kami ikuti di tahun 2013, sekolah kader menjelang pileg ya. Kita bukan satu kamar, kita satu angkatan. Bukan (sekamar), satu angkatan. Tapi kan modelnya barak-barak gitu, bentuknya barak. Kita kan tinggal di barak tuh, satu barak itu mungkin 30-40 orang. Nah, kita satu barak memang," tutur Habiburokhman.
Oleh karena kedekatan itu, Habiburokhman merasa pas-pas saja mengingatkan Poyuono yang kini bermanuver menyinggung-nyinggung isu HAM Prabowo. "Kalau dia salah tentu dia akan saya ingatkan. Karena yang paling pas mengingatkan beliau itu kan saya. Misal diingatkan orang lain kan mungkin sakit hati, kalau saya mengingatkan, kan nggak mungkin dia sakit hati. Iya dong, kami kan kayak saudara. Saya ngomong sekeras apa pun, Arief itu nggak akan sakit hati," imbuhnya.
Kini Poyuono dan Habiburokhman memang jadi perhatian karena 'ribut-ribut' teranyar mereka, yang bermula saat Habiburokhman menyebut susunan struktur baru kepengurusan Partai Gerindra hampir rampung. Saat disinggung soal nama Poyuono, Habiburokhman pun berlagak lupa.
"Waduh, saya saja sudah lupa. Siapa ya Arief Puyuono ya, ada yang kenal nggak? Lupa," canda Habiburokhman, Selasa, 8 September 2020.
Poyuono pun 'membalas' Habiburokhman. Ia menyebut kolega partainya itu baru baru saja minum obat.
"Mungkin si Habib (Habiburokhman) baru minum efedrin kali, jadi lupa. Efredin itu obat kalau kena flu," ujar Poyuono.
Simak juga video 'BPN Tolak Hasil Pilpres, Emoh Bayar Pajak, Tak akan Masuk Parlemen':