2 Polisi Retak Tulang Pipi-Rahang Saat Demo Rusuh di Kendari, Akan Dibedah

2 Polisi Retak Tulang Pipi-Rahang Saat Demo Rusuh di Kendari, Akan Dibedah

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 18 Sep 2020 13:29 WIB
Demo rusuh di Kendari pada 17 September 2020
Demo rusuh di Kendari pada 17 September 2020. (Tangkapan layar video viral)
Jakarta -

Dua anggota polisi menjadi korban luka saat mengamankan demo yang berujung rusuh di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dua polisi itu kini dirawat di RS Bhayangkara.

"Anggota kami 2 yang luka ya dirawat," kata Kabid Humas Polda Sultra Kombes Ferry Walintukan saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (18/9/2020).

Dua polisi itu masing-masing retak tulang pipi dan rahang bawah. Mereka rencananya akan menjalani operasi bedah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Agak lumayan parah, hasil scan-nya satu personel kita yang fraktur tulang pipi kiri, yang satu lagi hasil scan-nya fraktur rahang bawah. Rencananya akan dibedah plastik," ujarnya.

"Iya (retak), seperti itulah. Padahal kita mengamankan, tapi kita yang jadi korban," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dua polisi itu diduga kena lemparan batu. Pelaku pelemparan masih diselidiki polisi.

"Lemparan batu. Kalau pukulan nggak sampai gitu," tuturnya.

Lihat video 'Massa Rusak Fasilitas Publik di Kendari, Polisi Turun Tangan':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, viral video sekelompok massa di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), turun ke jalan. Aksi mereka membuat lalu lintas macet. Massa terlihat berlarian di jalan raya.

Beberapa orang dari massa tersebut tampak membawa tongkat dan memukulkan tongkat tersebut ke papan toko, umbul-umbul di jalan raya. Beberapa orang lainnya membawa bendera kelompoknya, ada juga yang membawa bendera Merah Putih.

"Salah satu ormas demo, dari Generasi Muda Tolaki Sulawesi Tenggara, jumlahnya sekitar 100-200 orang," kata Kabid Humas Polda Sultra Kombes Ferry Walintukan saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (17/9).

Ferry menyebut demo itu terjadi sekitar pukul 14.00-15.00 Wita. Pedemo melayangkan tuntutan kepada polisi agar segera menuntaskan kasus penghinaan terhadap masyarakat adat Tolaki dan intimidasi terhadap seorang ustaz di Kolaka. Massa juga menuntut Kapolda Sultra menemui mereka di perempatan jalan.

"Mereka tuntutannya minta supaya kasus-kasus yang ada di Kendari, kan ada beberapa kasus seperti ada dugaan penghinaan terhadap masyarakat Tolaki, ada yang sudah diproses, ada yang (pelakunya) anonimus, ada yang masih penyelidikan. Dan kasus yang di Kolaka, yang ustaz di Kolaka, mereka minta supaya di proses dan jangan terulang lagi adanya penghinaan-penghinaan," jelas Ferry.

"Sesudah itu mereka minta ketemu sama Kapolda di perempatan itu Demo tidak ada STTP (Surat Tanda Terima Pemberitahuan)-nya, tapi tetap kami kawal oleh personel Polres Kendari. Ya gimana, demo tidak ada STTP, lalu minta Kapolda datang," lanjut Ferry.

Halaman 2 dari 2
(idh/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads