Helikopter PT NUH Hilang di Nabire Diduga Mendarat Darurat di Paniai

Helikopter PT NUH Hilang di Nabire Diduga Mendarat Darurat di Paniai

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 18 Sep 2020 10:40 WIB
teknisi TNI AU untuk Mil Mi-6
Foto: Ilustrasi helikopter (Edi Wahyono-detikcom)
Jayapura -

Helikopter jenis Bell 212 milik PT National Utility Helicopters (NUH) dilaporkan hilang kontak dalam penerbangan dari Nabire menuju Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua. Heli itu diduga mendarat darurat di wilayah Paniai.

Dilansir Antara, Kapolres Nabire AKBP Sonny Tampubolon melalui sambungan telepon mengatakan tim SAR gabungan yang terbang dari Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai, melihat heli nahas tersebut dari ketinggian, Jumat (18/9/2020).

Helikopter milik PT NUH yang berangkat dari Nabire pada Kamis (17/9) pukul 10.47 WIT menuju Baya Biru dilaporkan hilang kontak sekitar pukul 13.30 WIT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Kamis sore (17/9), pesawat milik Smart Air dikerahkan untuk melakukan pencarian dengan melewati rute yang diperkirakan dilalui helikopter pengangkut bahan makanan tersebut. Namun kemarin tanda-tanda keberadaan helikopter tidak ditemukan.

Sebelumnya, Helikopter milik PT NUH yang hilang kontak itu membawa tiga orang dan logistik makanan.

ADVERTISEMENT

"Di dalam heli ada tiga orang dan infonya mereka bawa kargo bahan makanan. Heli itu terbang di satu area pegunungan, jadi dia mampir-mampir, satu hari itu dia terbang di area itu," kata Kepala Bandara Nabire M Nafiq saat dihubungi, Kamis (17/9/2020).

Helikopter itu dilaporkan hilang kontak sejak pukul 10.16 WIB atau 12.06 WIT. Nafiq menyebut sinyal emergency dari helikopter itu sudah keluar.

"Tapi sinyal emergency itu bisa sengaja dihidupkan atau karena tabrakan, itu yang kita belum tahu," jelas Nafiq.

Nafiq menuturkan pihaknya sudah memberangkatkan satu pesawat untuk mengecek ke lokasi yang diduga titik lokasi helikopter hilang kontak. Namun, karena cuaca tidak mendukung, pihaknya belum bisa memastikan apakah helikopter yang hilang kontak itu bisa dilacak atau tidak.

"Cuaca mendung, jadi kita tidak tahu apa bisa terlihat atau tidak. Kalau belum bisa, kita tunggu besok pagi atau siang kalau cuacanya bagus karena sekarang mendung, awannya rendah sekali. Kalau dipaksakan, malah membahayakan yang nyari karena itu daerah pegunungan," sambung Nafiq.

Halaman 2 dari 2
(idh/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads