Respons Pedagang soal Masker Scuba-Buff Tak Disarankan: Kita Ikuti Pasar Saja

Respons Pedagang soal Masker Scuba-Buff Tak Disarankan: Kita Ikuti Pasar Saja

Sachril Agustin Berutu - detikNews
Rabu, 16 Sep 2020 14:21 WIB
Pedagang masker
Pedagang masker (Sachril/detikcom)
Jakarta -

PT KCI mengimbau pengguna KRL tidak memakai masker buff dan masker scuba. Pedagang masker mengatakan akan mengikuti perkembangan penjualan di lapangan.

"Aneh saja, menurut saya aneh saja kalau dipersoalkan dengan masalah masker. Pertama juga kan sudah ada persoalan pakai masker Sensi. Sensi kurang tebal, ini. Sekarang tidak ada di pasaran, untuk rumah sakit. Sekarang kalau kita ikuti yang dijual di pasaran saja," kata pedagang masker, Heri, yang berjualan di dekat Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/9/2020).

Heri menjelaskan masker scuba dipilih pembeli karena mudah digunakan dan bisa dipakai beberapa kali. Meski ada imbauan itu, Heri mengatakan akan menjual dagangan yang laku di pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tidak boleh seperti itu ya tidak kita jual. Lihat saya jual macam-macam, ada kain, scuba. Makanya kalau scuba kan berapa kali pakai bisa. Kalau kain kan, kena air basah," jelasnya.

Pedagang masker lainnya, John, tidak mempermasalahkan bila PT KCI mengimbau masyarakat tidak memakai masker scuba. John mengatakan pedagang akan mengikuti keinginan pembeli.

ADVERTISEMENT

"Kalau pedagang sih jujur aja, kalau barangnya mudah, gampang, enak didapat, setiap hari perputaran enak kalau orang jualan. Barang susah, orang (konsumen) larinya ke yang mudah (didapat), biar bisa menutup, itu aja," jelasnya.

Sementara itu, Maladi, pedagang masker lainnya, menyebut masker scuba lebih banyak dipilih karena masker kain harus diikat ketika dipakai. Dia tidak mempermasalahkan bila masker scuba diimbau untuk tidak digunakan di KRL.

"Ya ikuti aja perkembangannya gimana. Kalau nggak jalan (masker scuba), kita lari ke bahan yang lain. Kalau ini (masker scuba) nggak laku lagi, tapi untuk perumahan, anak-anak di kompleks, nggak mungkin pakai yang (masker) bahan. Cuma kalau nggak bisa lagi, pabriknya tinggal ubah (produksi) lagi," ujar Maladi.

Maladi mengatakan masker scuba banyak diminati lantaran modelnya bervariasi. Selain itu, pasokan masker scuba banyak di pasar.

"Kedua, karena modelnya banyak. Kayak wajah gini, ada wajahnya. Kalau kain kan kadang-kadang bahannya susah, batik, satu model doang kadang, kain itu belum banyak modelnya," kata Maladi.

Sebelumnya, PT KCI sedang melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Apa alasannya?

"Kita di medsos baru sosialisasi efektivitas masker saja dan di stasiun kita lakukan sosialisasi itu saja," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, saat dikonfirmasi, Selasa (15/9).

Sosialisasi agar menghindari penggunaan masker scuba dan buff di KRL ini dilakukan karena penyebaran droplet masih mungkin terjadi. Anne menyarankan pengguna KRL memakai masker kain berlapis dan masker kesehatan.

"Masker kain 2-3 lapis dan masker kesehatan mengurangi penyebaran droplet yang masih mungkin terjadi," ucap Anne.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads