Satgas COVID-19 Ingatkan Sinergitas Antardaerah, Singgung Jabodetabek

Satgas COVID-19 Ingatkan Sinergitas Antardaerah, Singgung Jabodetabek

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 15 Sep 2020 17:15 WIB
Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan update penanganan kasus pada Selasa (15/9) (YouTube Seskab)
Jubir Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan update penanganan kasus pada Selasa (15/9). (YouTube Seskab)
Jakarta -

Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan perlunya sinergi antardaerah, terutama yang bersebelahan dalam mengendalikan penyebaran virus Corona. Satgas COVID-19 mengambil contoh sinergi DKI Jakarta dengan daerah penyangganya.

"Kami ingatkan juga perlunya sinergitas antardaerah, terutama yang bersebelahan. Dalam hal ini, contoh yang perlu kita perhatikan bersama adalah daerah penyanggah di sekitar DKI Jakarta yaitu Bodetabek Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi baik kota maupun kabupaten," kata juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/9/2020).

Dia mengatakan sinergi bisa dilakukan salah satunya menekan mobilitas masyarakat. Turunnya mobilitas masyarakat, lanjutnya, bisa ikut menekan laju penyebaran COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena di daerah ini aktivitas masyarakatnya saling memiliki mobilitas yang tinggi dengan DKI Jakarta. Maka dari itu, pemerintah daerah betul-betul bisa menekan mobilitas penduduk agar potensi penyebaran bisa dicegah," ujar Wiku.

Metode penanganan COVID-19 di Bodetebek (YouTube Sekretariat Presiden)Metode penanganan COVID-19 di Bodetebek (YouTube Sekretariat Presiden)

Selain itu, Wiku mengingatkan soal koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Koordinasi ini perlu dilakukan secara rutin.

ADVERTISEMENT

"Tentunya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diperlukan secara rutin agar kondisinya dapat terkendali dan setiap bantuan yang diperlukan pemerintah daerah dapat dikerahkan dari pemerintah pusat maupun juga bantuan kebijakan dan peraturan dari daerah sekitarnya," ucapnya.

Wiku juga sempat berbicara soal pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan di Jakarta. Dia mengatakan PSBB ini diterapkan karena kondisi COVID-19 di Ibu Kota selama lima pekan punya risiko penyebaran tinggi.

"Melihat kondisi itu, pemda lalu melakukan pengetatan, pembatasan yang lebih ketat, agar kondisinya bisa terkendali lebih baik. Ini adalah proses yang harus dilakukan, di dalam menjalankan PSBB perlu ada 'gas-rem', seperti yang sering disampaikan, yaitu memastikan bahwa apabila kasusnya meningkat dan mulai tidak terkendali dan berjalan cukup lama, maka perlu ada pengetatan pada aktivitas tertentu yang berkontribusi pada peningkatan kasus tersebut," ucap dia.

Wiku meminta daerah lain juga mengambil langkah strategis demi penanganan COVID-19. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tertib protokol kesehatan.

"Dan ini tak tertutup juga untuk seluruh daerah di Indonesia apabila kondisinya seperti yang tadi disebutkan, beberapa daerah yang sudah zona merah selama beberapa minggu, ini adalah alarm. Maka harus dilakukan reaksi untuk pengendalian yang ketat demi kondisi yang lebih baik," kata dia.

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB untuk Jakarta. Sedangkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) untuk Bogor Depok dan Bekasi (Bodebek).

PSBB Jakarta diterapkan mulai 14 September kemarin hingga dua pekan ke depan. Adapun PSBM diterapkan di kawasan penyangga Jakarta yang masuk daerah administrasi Provinsi Jawa Barat.

Halaman 2 dari 2
(jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads