Mereka yang Tak Percaya Penusuk Syekh Ali Sakit Jiwa

Round-Up

Mereka yang Tak Percaya Penusuk Syekh Ali Sakit Jiwa

Tim detikcom - detikNews
Senin, 14 Sep 2020 22:05 WIB
Syekh Ali Jaber.
Foto: Syekh Ali Jaber. (Foto Antara)
Jakarta -

Pendakwah Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan saat sedang mengisi acara di Lampung. Polisi diminta mengusut sampai tuntas karena penusuk tak dipercaya mengalami sakit jiwa.

Pelaku AA (24) langsung ditangkap setelah insiden itu. Dan kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra mengatakan akan memeriksa kejiwaan pelaku. Hal ini karena pelaku memberikan keterangan yang berubah-ubah pada saat pemeriksaan. Sehingga, menurutnya diperlukan tahapan pemeriksaan lebih mendalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam pemeriksaan awal ini (pelaku) memberikan keterangan yang berubah-ubah," kata Pandra, Minggu (13/9/2020).

"Yang bisa memberikan keterangan dia sakit jiwa atau tidak itu adalah ahli, harus ada tahapan pemeriksaan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Saat kejadian, Syekh Ali Jaber sedang memberikan kesempatan berfoto bagi para jemaah. Pelaku tidak menggunakan pakaian muslim seperti jemaah lain sehingga banyak orang melihat.

Syekh Ali sendiri menyebutkan pelaku merupakan orang yang terlatih. Dia tidak terima bila pelaku dianggap gila.

"Saya masih tidak terima pelaku ini bila dianggap gila," kata Syekh Ali Jaber saat memberikan keterangan kepada media di Bandar Lampung, Senin (14/9/2020), seperti dilansir Antara.

Menurut Syekh Ali, pelaku mencoba menusuknya di bagian vital. Namun, karena ada sedikit gerakan darinya, pisau tersebut menuju lengan atas kanannya atau bahu.

"Melihat itu mohon maaf ini bukan seperti orang gila dia sangat berani bahkan terlatih," jelasnya.

"Karena yang bersangkutan terlatih, pasti ada dalang atau orang di belakangnya yang menyuruh, wallahualam bisawab (hanya Allah Yang Maha Tahu). Saya harap hukum dapat berjalan dan serta aparat keamanan dapat berlaku amanah, dan jujur karena kepercayaan kami kepada mereka sangat besar," kata dia.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil, meminta polisi tidak terlalu cepat dalam mengambil keputusan kalau penusuk Syekh Ali mengalami gangguan kejiwaan. Nasir yakin pelaku tidak mengalami gangguan jiwa. Ia pun kembali mengingatkan sikap polisi dalam menegakkan hukum.

"Polisi itu menegakkan hukum dengan berkeadilan dan bertanggung jawab. Saya yakin pasti pelakunya tidak mengalami gangguan jiwa," ujar Nasir.

Menko Polhukam Mahfud Md juga belum percaya penusuk Syekh Ali Jaber mengalami gangguan jiwa. Menurut Mahfud, kesimpulan ada-tidaknya gangguan jiwa pada pelaku harus ditelusuri.

"Kita belum percaya sakit jiwa betul atau tidak. Kan pasti ada jejaknya rumah sakit Jiwa, jejaknya kayak apa, keluarganya melihat kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihat kayak apa, baru kita bisa menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud.

Polisi, kata Mahfud masih melakukan penyelidikan untuk latar belakang serta jaringan di belakang pelaku. Dia juga sudah menginstruksikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian, hingga Densus 88 untuk menyelidiki kasus penusukan ini.

Mahfud menegaskan pemerintah prihatin atas kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber. Syekh Ali, kata Mahfud, merupakan ulama yang berdakwah tanpa pernah menyinggung hal-hal politik.

"Pemerintah merasa sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi Syekh Ali Jaber. Seorang ulama yang sangat baik karena dakwahnya tidak pernah menyentuh politik, ternyata dianiaya atau ditusuk secara brutal oleh seseorang yang masih digali identitasnya," tambahnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana masih mendalami motif AA menusuk Syekh Ali Jaber. Terkait spekulasi pelaku mengalami gangguan jiwa, polisi melakukan penyelidikan berdasarkan fakta.

"Kalau gangguan jiwa itu hanya statement keluarga, kalau penyidik itu kan begitu ada statement gitu kan mengumpulkan fakta-fakta lain, scientific investigation crime. Penyidikan tetap berjalan," ujar Rezky.

Halaman 2 dari 2
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads