Ratusan orang sudah merelakan dirinya menjadi target uji vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung sejak Agustus lalu. Ada satu orang yang kemudian bepergian sampai Semarang dan terjangkit virus Corona. Kini masyarakat Indonesia menunggu efektivitas vaksin ini sampai setengah tahun ke depan.
Tanpa relawan ketahui, tidak semua dari mereka mendapat suntikan vaksin virus Corona. Ada pula yang hanya mendapat suntikan obat kosong alias plasebo. Begitulah metode uji klinis dijalankan. Yang relawan ketahui hanyalah mereka sudah disuntik. Inilah prinsip observer blind/tersamar dalam uji klinis.
"Dalam uji klinis ini terdapat dua kelompok, ada yang mendapat plasebo dan ada yang mendapat vaksin," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Unpad Prof Kusnandi Rusmil dalam keterangan pers, Sabtu (12/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi yang kebetulan mendapat suntikan vaksin asli, kekebalan tubuh terhadap virus Corona diharapkan terbentuk paling cepat dua minggu setelah suntikan kedua. Namun bagi yang kebetulan mendapatkan suntikan plasebo, tentu saja dia tidak akan kebal terhadap virus Corona.
Menunggu hasil uji efektivitas Sinovac
Seorang relawan di Bandung ada yang terjangkit virus Corona. Berdasarkan catatan Kusnandi, si relawan ini bepergian dari Bandung ke Semarang setelah suntikan pertama. Kabar ini diketahui luas pada tengah pekan kemarin. Apa ini berarti bukti bahwa vaksin Sinovac tidak efektif?
"Kalau (si relawan) dapat plasebo bagaimana? Mungkin dapat plasebo, saya tidak tahu," kata Kusnandi Rusmil.
Lewat pemantauan sembilan hari, si relawan itu diketahui dalam keadaan baik meski sempat positif COVID-19. Tim uji klinis menerapkan pemantauan ketat terhadap relawan yang positif COVID-19.
Kusnandi Rusmil menduga bisa saja si relawan itu kebetulan mendapat suntikan plasebo. Namun, untuk kepastiannya, masyarakat perlu menunggu satu semester lagi. Saat itulah momentum pengumuman efektivitas vaksin Sinovac disampaikan kepada publik, termasuk soal apakah si relawan tersebut mendapat suntikan plasebo atau suntikan vaksin betulan.
Untuk benar-benar mengetahui apakah vaksin ini efektif atau tidak menangkal COVID-19, tunggulah jawabannya enam bulan lagi.
"Nanti diketahui pada akhir penelitian. Nanti diungkap pada akhir penelitian yang dapat plasebo berapa, yang dapat vaksin berapa. Nanti dihitung jumlah orangnya. Termasuk nama-namanya juga tahu," kata dia.
![]() |
Kenapa sih harus ada suntikan plasebo segala? Bukankah lebih baik semua disuntik vaksin asli saja supaya semuanya kebal Corona?
Suntikan plasebo diujikan seiring dengan suntikan vaksin agar peneliti tahu efektivitas vaksin yang sesungguhnya. Bila tidak ada plasebo, penguji akan sulit mencari perbandingan apakah vaksin tersebut benar-benar efektif atau sebenarnya efeknya sama dengan pemberian suntikan kosong.
"Plasebo untuk membandingkan efektivitas vaksin tersebut," kata Kusnandi.
![]() |
Kronologi soal si relawan
Soal kasus relawan yang kena COVID-19 itu, berikut adalah kronologi yang disampaikan oleh Kusnandi selaku Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Unpad, tertanggal 10 September 2020.
1. Setelah mendapatkan 'suntikan' (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama pada kegiatan penelitian vaksin COVID-19, bepergian ke luar kota.
2. Pada kunjungan 'suntikan' selanjutnya (kedua), relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberi 'suntikan' kedua.
3. Keesokan harinya, relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari dinkes karena ada riwayat ke luar kota. Oleh petugas, dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif.
4. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan.
Pada dasarnya, semua relawan diimbau menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Untuk relawan yang positif COVID-19 tersebut, tim tetap memantau.
"Uji klinis ini masih panjang jalannya, agar kita bersama-sama dapat menjaga privasi sukarelawan," kata Kusnandi dalam keterangan tertulis.