Mundur MTQ Gegara Diminta Buka Cadar, Muyyassaroh Ternyata Hafizah 30 Juz

Mundur MTQ Gegara Diminta Buka Cadar, Muyyassaroh Ternyata Hafizah 30 Juz

Ahmad Arfah Fansuri - detikNews
Kamis, 10 Sep 2020 16:07 WIB
Seorang wanita yang menjadi peserta menolak saat diminta melepas cadar saat mengikuti MTQ ke-37 Sumatera Utara (Sumut). Wanita itu memilih untuk didiskualifikasi daripada membuka cadarnya.
Momen saat Muyyassaroh ikut MTQ Sumut (Foto: 20detik)
Medan -

Muyyassaroh, peserta yang mundur dari MTQ Sumut karena diminta membuka cadar, ternyata merupakan hafizah (penghafal Al-Qur'an). Muyyassaroh disebut hafal 30 juz Al-Qur'an.

"Dia pernah ikut MTQ dan juara. Juara harapan satu, juara tiga. Dia menamatkan hafiz 30 juz itu di Islamic Center," kata abang ipar Muyyassaroh, Abdul Rahman, Kamis (10/9/2020).

Bukan hanya Muyyassaroh, Abdul mengatakan seluruh keluarganya juga merupakan hafiz. Selain Muyyassaroh, 8 saudara kandungnya juga hafiz 30 juz.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka itu ada 11 orang bersaudara, 9 hafiz 30 juz, 2 lagi sekitar 12 juz," tuturnya.

Selain hafiz, Muyyassaroh disebut mahir membaca kitab kuning. Abdul mengatakan di keluarga mereka memang dibiasakan diri membaca kitab kuning.

ADVERTISEMENT

"Sampai sekarang dibudayakan majelis taklim, membaca kitab kuning. Kalau dia membaca kitab kuning ya udah biasa aja," ucap Abdul.

Namun karena kejadian ini, kata Abdul, Muyyassaroh sempat mengatakan akan berhenti mengikuti kegiatan MTQ. "Kemarin dia bilang nggak mau ikut lagi," jelasnya.

Karena hafal satu Al-Qur'an, Muyyassaroh mendapatkan biaya pendidikan gratis di kampusnya, Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan. Dia mendapat beasiswa hingga lulus dari kampus itu.

"Dia dapat beasiswa karena hafiz 30 juz itu. Di kampus ini memang ada beasiswa untuk hafiz 30 juz. Tadi GP Al-Wasliyah bilang akan memberikan beasiswa, tapi sudah kami beri beasiswa. Insyaallah nanti dari GP Al-Washliyah untuk biaya S2 beliau," kata Rektor UNIVA, Halfian Lubis.

Halfian menjelaskan soal cadar yang digunakan Muyyassaroh tidak pernah dipermasalahkan di dalam kampus. Meski begitu, Muyyassaroh disebut sempat bertanya apakah kondisinya yang menggunakan cadar akan diterima dengan baik di dalam kampus.

"Dia setiap hari memang menggunakan cadar. Malah ketika mau masuk, dia bertanya kemari, ketemu dengan Wakil Rektor 1 dia bertanya 'Ibu, apakah di kampus ini boleh pakai cadar?'. Kita sangat paham bahwa tidak ada larangan menggunakan cadar di perguruan tinggi, silakan," ucapnya.

Halfian juga menjelaskan Muyyassaroh dalam aktivitas di kampus juga baik. Dia menjelaskan Muyyassaroh juga merupakan mahasiswi yang berprestasi di dalam kampus.

"Berperilakunya baik, sopan santun. Dia juga anak pintar," jelasnya.

Halaman 3 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads