Gegara Rilis Pers Pemicu Emosi, Puluhan Ribu Orang Tewas dalam Perang

Hoax Bikin Rusuh

Gegara Rilis Pers Pemicu Emosi, Puluhan Ribu Orang Tewas dalam Perang

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 05 Sep 2020 12:31 WIB
Battle of Mars-La-Tour, August 16,1870 by Emil HΓΌnten. Circa 1870 (Rauantiques/Wikimedia Commons)
Battle of Mars-La-Tour, August 16,1870 by Emil HΓΌnten. Circa 1870 (Rauantiques/Wikimedia Commons)

Melangkahlah Dubes Prancis Benedetti mendekati Wilhelm I yang sedang berjalan. Percakapan keduanya berlangsung sopan dan santun, meski akhirnya Wilhelm I menolak memberikan garansi bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri menjadi penguasa Spanyol.

Setelah rampung lobi-lobi politik itu, Wilhelm I meminta seorang stafnya bernama Heinrich Abeken menulis laporan dari peristiwa tersebut. Laporan tersebut harus dikirimkan ke Kanselir Prusia, Otto von Bismarck, yang berkantor di Berlin. Raja Wilhelm I ingin Bismarck membuat rilis pers untuk diterbitkan ke media dan para duta besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otto von Bismarck adalah politikus yang punya ambisi politik. Selama ini Prusia belum bisa merangkul wilayah Jerman selatan. Bila perang Prusia versus Prancis berkobar, Jerman selatan bakal bersatu dengan Prusia dan wilayah Prusia bertambah besar. Maka Bismarck ingin agar perang berkobar supaya Prusia bertambah besar.

ADVERTISEMENT

Bagaimana cara mengobarkan perang antara Prancis vs Prusia? Edit saja surat dari Raja Wilhelm I itu sebelum menjadi rilis pers. Nantinya, media-media bakal memuat berita yang bikin panas kuping Prancis. Harapannya, Prancis menjadi terpancing untuk perang.

Begini perbandingan suratnya, dikutip dari German History in Documents and Images:

Versi asli dari Heinrich Abeken, staf Raja Prusia Wilhelm I:

Yang Mulia Raja (Wilhelm I -red) menyurati saya:
"Bapak Benedetti menghentikan langkah saya di jalan untuk meminta dengan amat sangat bahwa saya harus mengizinkan dia mengirim telegram segera ke Paris, bahwa saya tidak akan pernah mengizinkan pencalonan wangsa Hohenzollern di kemudian hari sampai waktu yang tidak ditentukan. Saya menolak untuk menyetujuinya, dan terakhir dengan berat hati saya menyampaikan ke dia bahwa seseorang tidak boleh dan tidak bisa berasumsi bahwa kewajiban seperti itu bakal berlaku selama-lamanya. Tentu saja, saya menyampaikan ke dia bahwa saya belum menerima kabar. Karena dia mendapat kabar dari Paris dan Madrid lebih awal ketimbang saya, dia bisa dengan mudah memahami kenapa pemerintahan saya sekali lagi keluar dari masalah ini."

Kemudian, Yang Mulia menerima laporan resmi dari Pangeran (Charles Anthony). Sebagaimana yang beliau sampaikan ke Count Benedetti bahwa dia menantikan kabar dari Pangeran Yang Mulia sendiri, untuk mendapatkan hal sebagaimana tertera di atas dengan saran dari Count Eulenburg dan saya sendiri, maka saya memutuskan untuk tidak menerima utusan Prancis lagi namun berkabar kepadanya lewat ajudan, bahwa Yang Mulia telah menerima konfirmasi dari Pangeran mengenai kabar bahwa Benedetti telah menerimanya dari Paris, dan tidak ada lagi yang beliau sampaikan kepada Duta Besar. Yang Mulia kemudian menyerahkan keputusan kepada Anda mengenai perlu-tidaknya menyampaikan hal ini kepada para duta besar dan pers soal permintaan Benedetti dan penolakan di atas.


Versi rilis pers resmi dari Kanselir Prusia Otto von Bismarck:

Setelah laporan penolakan dari pewaris Pangeran Hohenzollern yang telah resmi dikirimkan oleh Pemerintah Kerajaan Spanyol kepada Pemerintah Kekaisaran Prancis, Duta Besar Prancis menyampaikan permintaan kepada Yang Mulia Raja (Wilhelm I -red) di Ems, agar Yang Mulia Raja menyetujui dirinya mengirimkan telegram ke Paris bahwa Yang Mulia Raja akan mewajibkan dirinya sendiri untuk tidak pernah lagi memberi persetujuan mengenai pencalonan dari wangsa Hohenzollern, sampai waktu yang tidak ditentukan. Kemudian, Yang Mulia Raja menolak untuk menerima utusan Prancis lagi dan menyampaikan kepadanya lewat ajudan bahwa tak ada lagi yang perlu disampaikan dari Yang Mulia Raja.

Wilhelm I., Napoleon III. dan Otto von Bismarck di tengah. (Public domain/Wikimedia Commons)Wilhelm I, Napoleon III, dan Otto von Bismarck di tengah. (Public domain/Wikimedia Commons)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads