Logika Anies 'Orang Kenal Copot Masker' yang Munculkan Klaster

Round-Up

Logika Anies 'Orang Kenal Copot Masker' yang Munculkan Klaster

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 04 Sep 2020 06:14 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sambutan disela-sela penandatanganan kerja sama (MOU) proyek pembangunan MRT fase 2A dan lingkup kerja CP201 di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (17/2/2020). CP201 melingkupi pekerjaan pembangunan dua stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas dengan panjang terowongan 2,8 km dari HI ke Harmoni yang ditargetkan selesai pada Desember 2024. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Foto: Anies Baswedan (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta -

Kemunculan klaster-klaster baru virus Corona, termasuk di DKI Jakarta, belum bisa dibendung hingga kini. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki logika tersendiri terkait kemunculan klaster-klaster baru Corona itu.

Anies tak menampik bahwa masyarakat patuh memakai masker saat berada dalam transportasi umum. Namun, yang jadi permasalahan menurut Anies, masyarakat justru berani melepas masker saat bertemu dengan orang yang dikenal.

"Problem kita naik bus pakai masker, naik kereta pakai masker, sampai kantor copot masker. Itu problem kita. Merasa kenal copot masker, merasa tidak kenal pakai masker," kata Anies di Lapangan Promoter Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena berani melepas masker saat bertemu orang yang dikenal itulah, yang menurut logika Anies, memunculkan klaster baru. Seperti klaster kantor dan klaster rumah tangga.

"Penularannya antara yang kenal, muncullah klaster kantor, muncullah klaster rumah tangga, klaster-klaster antara kita karena kita cenderung lepas masker kalau bertemu dengan orang yang kita kenal," sebut Anies.

ADVERTISEMENT

Logika tersebut dilontarkan Anies dalam acara deklarasi #PriokBermasker. Apresiasi dia disampaikan, sambil berharap masyarakat Jakarta bisa selalu patuh menggunakan masker.

"Jadi saya sangat apresiasi juga ini betul-betul dilaksanakan. Jadikan contoh. Semua wajah yang ada di Priok adalah wajah yang bermasker, semua wajah yang keluar rumah adalah wajah yang bermasker. Gunakan masker kapan saja di mana saja," imbau Anies.

Tiga hari sebelumnya, 1 September, karena kemunculan klaster rumah tangga, Anies berencana menghapus aturan isolasi mandiri di rumah. Anies bahkan mengaku sedang menyiapkan regulasinya.

"Jadi, selama ini ditemukan banyak klaster-klaster rumah tangga, ayah terpapar positif, keluarganya terpapar, ibunya, istrinya, anaknya, pamannya. Karena, ketika melakukan isolasi mandiri belum tentu mengerti tentang protokol pencegahannya, karena tidak semua tahu tentang ini," kata Gubernur DKI Anies Baswedan di kawasan Danau Sunter, Jalan Danau Sunter Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (1/9).

Tonton video 'Anies Beberkan Tantangan Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru':

[Gambas:Video 20detik]



Jika terealisasi, semua pasien COVID-19 akan diisolasi di fasilitas kesehatan yang telah disiapkan. Harapan Anies, dengan meniadakan isolasi mandiri, tidak muncul lagi klaster rumah tangga.

"Jadi, harapannya di Jakarta kita bisa lebih cepat lagi dalam memutus mata rantai. Dengan begitu, yang disebut sebagai isolasi adalah isolasi yang sesungguhnya, sehingga mereka tidak berada di lingkungan keluarga dan kerja yang potensi penularan tetap terjadi," tutur Anies.

"Kenapa? Karena angka di Jakarta dari waktu ke waktu angkanya itu naik-turun, tapi masih tetap relatif stabil. Yang kita butuhkan adalah penurunan yang lebih signifikan. Jadi ini harapannya ini bisa memutus mata rantai," imbuhnya.

Berdasarkan analisis Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, ada tiga klaster yang menjadi penyumbang kasus Corona di Ibu Kota, salah satunya seperti yang disampaikan Anies. Adapun tiga klaster dimaksud adalah rumah sakit, pasien komunitas atau contact tracing, dan perkantoran.

Analisis tersebut mulai dilakukan sejak PSBB transisi pertama. Tepatnya pada 4 Juni hingga 24 Agustus 2020.

Data Satgas Penanganan COVID-19 juga menunjukkan 5 kota administrasi di Jakarta, yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur masih berstatus sebagai zona merah Corona atau risiko tinggi. Hanya Kepulauan Seribu yang berstatus zona kuning atau risiko rendah.

Halaman 2 dari 2
(zak/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads