Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan perkembangan penyebaran virus Corona di DKI Jakarta. Menurut Wiku, peningkatan jumlah kasus Corona di Jakarta selaras dengan kapasitas pemeriksaan laboratorium yang ada.
Wiku awalnya memaparkan, per 2 September total kasus positif Corona di Jakarta berjumlah 42.041 kasus, dengan kasus aktif sebesar 21,57 persen atau 9.069 kasus aktif. Untuk persentase kesembuhan di DKI sebesar 75,5 persen atau 31.741 pasien sembuh, dan kasus kematian 2,92 persen atau 1.231 kasus meninggal.
"Dengan angka tersebut, DKI Jakarta termasuk dalam provinsi dengan kasus sembuh yang tinggi, yaitu di atas 75 persen dan kasus meninggal yang rendah di bawah 3 persen, sedangkan kasus aktif adalah 21,57 persen," sebut Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube Setpres, Kamis (3/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Wiku menuturkan, Jakarta Selatan saat ini menjadi daerah dengan kasus positif Corona tertinggi, disusul Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Sementara itu, jumlah kasus kematian tertinggi berada di Jakarta Pusat dengan 314 kasus, disusul Jakarta Timur 236 kasus, Jakarta Barat 233 kasus, Jakarta Selatan 215 kasus, dan Jakarta Utara 167 kasus.
"Sedangkan jumlah kasus sembuh tertinggi adalah di Jakarta Pusat, yaitu 7.574, Jakarta Selatan 5.265, di Jakarta Timur 5.144, Jakarta Utara 5.061, dan di Jakarta Barat 4.806," papar Wiku.
"Dari aspek zona risiko dari lima kabupaten/kota di DKI Jakarta, masih berada di zona merah atau risiko tinggi, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, dan 1 kabupaten/kota yang berada di zona kuning atau risiko rendah, yaitu Kepulauan Seribu," imbuhnya.
Menurut Wiku, peningkatan jumlah kasus positif Corona di DKI sejalan dengan jumlah tes yang dilakukan. Satgas COVID-19, sebut Wiku, meminta Pemprov DKI Jakarta menerapkan kedisiplinan dengan ketat agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
"Meskipun angka COVID-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan, hal ini juga selaras dengan kapasitas pemeriksaan laboratorium yang terus ditingkatkan, dan sudah melebihi standar minimal WHO, yaitu 1 per seribu populasi per minggu. Per 2 September, jumlah orang yang diperiksa di DKI Jakarta adalah 652.021," tutur Wiku.
"DKI Jakarta harus tetap menjaga kinerja testing ini agar dapat memantau, mengetahui jumlah sebenarnya yang ada kasusnya di Jakarta. Dan Pemda DKI harus menerapkan dengan ketat penerapan kedisiplinan, agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan," sambung dia.
Sebelumnya, kasus Corona di Indonesia per 3 September pecah rekor lagi dari sebelumnya dengan penambahan sebanyak 3.622. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak, yaitu 1.359 kasus.