Anjas (23) pemuda di Kota Makassar yang tewas tertembak saat tembakan peringatan polisi awalnya keluar rumah untuk membeli rokok. Keluarga kemudian kaget saat mengetahui Anjas tertembak di bagian wajah dan kritis.
"Tiba-tiba ji (tertembak), keluar ji kasihan pergi beli rokok," ujar Kakak Anjas, Wahyuni saat ditemui di rumah duka di wilayah Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Senin (31/8/2020).
![]() |
Wahyuni mengatakan dirinya memang sempat mendegar suara tembakan sesaat setelah adiknya keluar rumah untuk membeli rokok. Dia lantas keluar rumah mengecek sumber suara dan melihat seseorang telah kena tembak diangkat ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit, namun dia tidak menyadari jika yang tertembak ialah adiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak tahu kalau itu Anjas yang diseret dan diangkat naik," kata Wahyuni dengan terisak.
Keluarga mulai terkaget saat para tetangga berteriak jika tertembak Anjas. Anjas kritis karena terkena tembakan di bagian wajah dan akhirnya meninggal dunia. Keluarga memakamkan almarhum di Maros.
Di mata keluarga, Anjas dikenal sebagai sosok yang sopan dan baik. "Baik itu anaknya, sopan, janganmi tanya saya, karena pasti saya jawab baik. Tanya saja orang lain (soal kebaikannya)," ujarnya.
Keluarga berharap penyebab kematian Anjas terungkap dan pelaku penembakan segera diproses hukum.
"Diproses sampai tuntas, minta keadilan, kalau seandainya dibilang salah, ya salah tapi tidak juga sampai sebegini (ditembak). Tapi ini kan tidak ada salahnya, kami minta keadilan," tuturnya.
Menurut Wahyuni, sesaat sebelum penembakan tidak ada keributan atau keramaian yang terjadi di wilayah dekat rumahnya.
"Tidak ada ji (kejadian sebelumnya), karena baru-baru keluar rumah, karena tidak ada ji apa-apa sebelumnya," imbuhnya.
Kronologi versi polisi
Insiden penembakan ini bermula saat salah satu polisi, Bripka UF, menyamar dengan berpakaian preman dan mendatangi permukiman warga di wilayah Kecamatan Ujung Tanah pada Minggu (30/8) dini hari untuk menyelidiki kasus pengeroyokan. Namun Bripka UF diteriaki oleh sekelompok warga dengan sebutan 'maling'.
Warga kemudian bermunculan dan hendak menghakimi Bripka UF. Di saat bersamaan, datang polisi yang tengah berpatroli dan menyelamatkan Bripka UF.
Saat situasi sudah tenang, Bripka UF kembali ke permukiman warga untuk mengambil motornya. Namun warga kembali datang dan hendak menyerang Bripka UF.
"Banyak (warga kembali menyerang), dibilang pencuri, keluar semua warga di situ," ujar Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Muhammad Kadarislam kepada detikcom, Minggu (30/8).
Karena Bripka UF kembali terdesak, polisi kemudian mengeluarkan tembakan peringatan, dan beberapa saat setelahnya dikabarkan 3 warga terkena tembakan.
"Yang 2 ketembak di kaki, 1-nya di pelipisnya, di kepalanya. Masing-masing 1 kali," imbuhnya.
(nvl/knv)