Pandemi COVID-19 membuat seorang pekerja perempuan atau seorang istri harus bekerja ekstra lebih keras dan punya peran ganda dalam rumah tangga. Sebab mereka harus mengurus pekerjaan yang sekarang lebih banyak dilakukan dari rumah sekaligus melakukan tugas domestik.
Seperti dilansir BBC, krisis COVID-19 menjadi bencana buat perempuan dan sistem keluarga malah menjadi mundur. Selanjutnya studi dari PBB menunjukkan banyak pasangan suami istri yang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19 dan istri melepas pekerjaan mereka karena gaji yang lebih rendah dibanding suami.
Seorang istri yang menurut data World Economic Forum lebih banyak bekerja paruh waktu, memilih mundur selama COVID-19 dari pekerjaan. Sebab mereka disarankan oleh para suami mereka untuk lebih berfokus melakukan tugas domestik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara buat istri dengan penghasilan yang lebih tinggi, mereka memilih mempertahankan karier mereka sambil mengerjakan tugas domestik, seperti mengasuh anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Namun, hal tersebut malah membuat mereka harus mengerjakan tugas ganda dalam rumah tangga.
Hal ini tak lain karena masih banyak yang beranggapan bahwa tugas domestik, seperti mengasuh anak, memasak, dan membersihkan rumah, harus melulu dilakukan oleh seorang istri. Pada sisi lain, seorang istri juga dituntut untuk bekerja mencari tambahan buat ekonomi keluarga.
Perempuan yang menjadi bekerja sekaligus mengurus rumah tangga berada dalam dilema kesetaraan gender. Di satu sisi kesetaraan gender menjunjung tinggi peranan perempuan untuk membantu ekonomi, tetapi jika dilakukan berbarengan atau mempunyai peranan ganda tentu akan merugikan perempuan tersebut.
Untuk itulah diperlukan pemahaman yang baik di antara pasangan suami istri untuk menumbuhkan rasa saling membantu dan mencapai kesetaraan gender yang benar-benar baik untuk seluruh anggota keluarga.
Jika bekerja untuk kebutuhan ekonomi menjadi kewajiban suami dan istri, maka tugas domestik dan rumah tangga juga merupakan kewajiban suami dan istri, tidak hanya untuk istri. Pembagian tugas inilah yang bisa mengukuhkan kesetaraan gender dan baik dalam hubungan pasangan.
Menilik hal tersebut, Kecap ABC menaruh perhatian lebih terhadap persoalan dalam keluarga di Indonesia. Kecap ABC mendukung penuh semangat kesetaraan gender di Indonesia dan berupaya untuk memberikan edukasi kepada keluarga Indonesia mengenai gender equality.
Salah satunya melalui program Koki Muda Sejati 2020. Sebelumnya, Kecap ABC pernah meluncurkan program Suami Sejati Masak di tahun 2018. Melalui program ini, Kecap ABC percaya bahwa kesetaraan gender perlu dimulai dari rumah dan diajarkan sejak dini.
"Koki Muda Sejati 2020 akan memperkuat komitmen Kecap ABC, yaitu semangat kesetaraan gender yang harus dimulai dalam keluarga di rumah," ungkap Head of Legal & Corporate Affairs Heinz Indonesia & PNG, Mira Buanawati, dikutip detikcom, Minggu (29/8/2020).
Adapun Koki Muda Sejati 2020 merupakan bentuk dukungan terhadap paham kesetaraan gender yang perlu ditanamkan pada generasi muda. Kecap ABC yakin pemahaman ini akan menjadi modal bagi generasi mudah dalam menjalani kehidupan rumah tangga, serta mengubah persepsi masyarakat terkait kesetaraan gender.
(ega/ega)