Gedung Utama Kejaksaan Agung (Kejagung) habis dilalap si jago merah pekan lalu. Api menyala selama sekitar 11 jam hingga akhirnya gedung bercat putih itu pun menghitam.
Pihak pemadam kebakaran (damkar) mengungkap soal pemicu yang menyebabkan api cepat merambat di gedung utama Kejagung. Damkar menyebut konstruksi gedung yang sudah tua dan banyaknya material kertas menjadi faktor utama kebakaran begitu hebat.
"Pertama, konstruksi bangunannya itu kan memang bangunan tua. Kan banyak seperti kayu-kayu, terus juga banyak kertas-kertas karena memang itu merupakan gedung administrasi kan ya. Itu yang menjadi faktor utama mempercepat perambatan," kata Kadis Damkar DKI Satriadi Gunawan ketika dihubungi, Kamis (27/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi bahan-bahan yang ada itu mudah terbakar. Namanya juga gedung arsip, hampir semua kertas," tambahnya.
Sedikitnya 50 unit mobil damkar dan ratusan personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada Sabtu (22/8) sekitar pukul 19.00 WIB itu. Setelah belasan jam, mereka akhirnya bisa memadamkan si jago merah.
Satriadi mengatakan salah satu kendala pemadaman adalah sumber air yang cukup jauh jaraknya dari titik kebakaran. Dia mengatakan banyak unit yang dikerahkan ke lokasi karena kendala tersebut.
"Kalau sumber air kita bisa dapat dari Taman Martha Tiahahu, dari Mabes Polri juga ada, dari gedung Kejagungnya pun ada sumber air. Jadi kalau sumber air tidak masalah, tapi kenapa banyak damkarnya, itu memang sumber airnya agak jauh. Jadi kita buat rangkaian sampai ke unit penyerang yang di depan Kejagung," ujarnya.
Dilaporkan, api awalnya muncul dari lantai enam, di bagian sayap kanan gedung utama Kejagung. Petugas pamdal yang sedang piket berupaya memadamkan api tapi tak bisa masuk ke ruangan terkunci tersebut karena dipasangi alat proteksi yang ketat.
Tonton juga 'Polisi Periksa 99 Saksi Terkait Kebakaran Gedung Kejagung':