Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/666/VIII/2020 tanggal 26 Agustus 2020 berisi 62 perwira tinggi (pati) TNI dirotasi. Salah satunya, posisi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.
Danjen Kopassus, yang sebelumnya dijabat oleh Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, kini diisi oleh Brigjen TNI Mohamad Hasan, yang sebelumnya merupakan Wadanjen Kopassus.
Dilansir dari berbagai sumber, Jumat (28/8/2020), Hasan adalah lulusan Akmil 1993. Selepas lulus, Hasan memulai karier kemiliteran di Kopassus. Hasan bertugas sebagai Komandan Unit Grup 1/Para Komando Kopassus di Serang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2016, Brigjen Hasan mendapat promosi menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Grup A memiliki tugas pengawalan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tak mengherankan jika Hasan sering di samping Presiden Jokowi saat bertugas.
Dari Grup A Paspampres, Hasan dipromosikan menjadi Komandan Korem 061/Surya Kencana. Korem 061 mengomandoi Kodim Kota Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Palabuhanratu.
Ia lalu 'pulang kandang' pada 2019 dengan menjabat sebagai Wadanjen Kopassus. Baru setahun menjadi Wadanjen, Hasan kembali dipromosikan sebagai Danjen Kopassus. Ia pun menjadi orang nomor 1 special force TNI AD itu.
Kapuspen TNI Mayjen Sisriadi mengungkap alasan mengapa Danjen Kopassus diganti. Brigjen Hasan menggantikan Mayjen Nyoman, yang kini diangkat menjadi Pangdam XVIII/Kasuari di Papua Barat.
![]() |
"Ini alasannya, pertama adalah kepentingan organisasi, yang kedua adalah kepentingan pembinaan karier yang bersangkutan," ungkap Sisriadi.
Sementara itu, Mayjen Nyoman mendapat posisi baru sebagai Pangdam XVIII/Kasuari di Papua Barat. Diketahui, Nyoman merupakan lulusan terbaik Akmil angkatan 1990.
"Akmil 90 sudah jadi pangdam pertama," jelas Kadispen TNI AD Brigjen Nefra Firdaus, terpisah.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menilai wajar pengangkatan Hasan menjadi Danjen Kopassus. Pengalaman menjadi Paspampres adalah sistem perekrutan yang terbaik.
"Saya kira tidak bisa dihindari bahwa sistem yang berada di sekitar presiden, seperti pengawalan dan Paspampres, itu memang salah satu jenjang recruiting terbaik di negeri kita karena banyak pengalaman seperti itu. Jadi saya tidak ada masalah. Wajar saja," kata Karding saat dihubungi pada Jumat (28/8/2020).
Karding mengatakan posisi pengawal presiden merupakan tempat orang harus memiliki kualitas tinggi. Dia pun menganggap wajar hal tersebut.
"Bahwa beliau pernah dekat menjadi bagian dari Paspampres Pak Jokowi, ya wajar saja. Artinya wajar dalam artian banyak orang yang menjadi pengawal, sespri. Paspampres itu adalah tempat di orang memiliki kualitas tinggi," ujarnya.
Baca juga: Ini Alasan Danjen Kopassus Diganti |
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin menilai sudah waktunya Brigjen Mohamad Hasan mendapat promosi kenaikan pangkat. Hal tersebut, kata TB Hasanuddin, berdasarkan rekam jejak karier militer Brigjen Mohamad Hasan.
"Menurut hemat saya sudah sesuai aturan. Danjennya jadi Panglima Kodam. Kemudian wakilnya naik menjadi Danjen," ucap dia.
"Jadi Hasan sudah, menurut hemat saya, sudah mumpunilah. Saya kenal baik. Dia junior saya, jadi saya ucapkan selamatlah dan pas," imbuh dia.
Menurut TB Hasanuddin, terpilihnya Brigjen Mohamad Hasan menjadi Danjen Kopassus tak berkaitan dengan kedekatannya dengan Presiden Jokowi. "Track record-nya dan kemampuannya ya. Nggak ada (terkait kedekatan Presiden Jokowi)," tuturnya.