Ragam Sindiran yang Bidik Gatot Nurmantyo Cs

Ragam Sindiran yang Bidik Gatot Nurmantyo Cs

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 27 Agu 2020 11:27 WIB
Sejumlah tokoh nasional deklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Lapangan Tugu Proklamasi. Din Syamsuddin-Gatot Nurmantyo hadir di acara itu.
Gatot Nurmantyo / Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Aksi Gatot Nurmantyo dkk mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendapat banyak sorotan. Sederet sindiran tajam diarahkan ke mereka.

KAMI mendeklarasikan diri sebagai gerakan moral pada Selasa 18 Agustus 2020. Mereka memberikan tuntutan kritis kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sejumlah tokoh yang hadir dalam acara tersebut selain Din Syamsuddin di antaranya Gatot Nurmantyo, Refly Harun, Said Didu, Rocky Gerung, Ichsanuddin Noorsy, dan Ahmad Yani. KAMI dinilai merupakan kelompok oposisi baru selain PAN, PA 212 dkk, dan kubu Amien Rais.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbaru, sindiran tajam dilontarkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut banyak tokoh yang berada dalam gerakan moral itu punya hasrat menjadi presiden.

Selain Megawati, manuver Gatot cs menjadi sorotan politisi dan sejumlah pengamat. Tidak hanya di KAMI, jejak Gatot cs dalam kancah Pilpres 2019 sebelumnya pun menuai sindiran.

ADVERTISEMENT

Berikut sindiran bidik Gatot Cs:


Megawati: Di Situ Banyak Banget yang Kepengin Jadi Presiden

Megawati menyebut banyak tokoh yang berada dalam KAMI punya hasrat menjadi presiden. Dia juga menyindir KAMI yang punya niat politik tanpa adanya partai.

"Jadi kemarin-kemarin ini ada pemberitaan ada orang kan yang membentuk KAMI, itu KAMI. Di situ kayaknya banyak banget yang kepengin jadi presiden," ujar Megawati saat membuka Sekolah Partai Angkatan II bagi Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah PDIP secara virtual, Rabu (26/8/2020).

PKB: Deklarator KAMI Kecewa Pilpres, Bagian Dendam Lama

Elite PKB Abdul Kadir Karding menilai KAMI bentukan Din Syamsuddin sebagai wadah bagi para tokoh yang kontra Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. KAMI dinilainya sebagai bagian dari dendam lama kepada Jokowi.

"Menanggapi deklarasi KAMI yang hari ini dilaksanakan dan dihadiri beberapa tokoh yang notabene sebenarnya sejak awal sudah berbeda dengan pemerintahan Jokowi, tepatnya pada saat Pilpres, menunjukkan bahwa beliau-beliau ini tidak siap kalah, dan tidak siap menang," ujar Abdul Kadir Karding kepada wartawan, Selasa (18/8/2020).

Karding pun menilai pembentukan KAMI dilakukan atas dasar kekecewaan hasil Pilpres 2019. Ini karena tokoh-tokoh yang ada di dalam KAMI merupakan tokoh-tokoh kontra Jokowi.

"Kalau melihat daftar nama sebagian besar adalah orang-orang yang kecewa ketika Pilpres terdahulu," sebut Karding.

Mantan Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin ini menilai KAMI sebagai sebuah wadah tokoh-tokoh yang merasa dendam dengan Jokowi. Karding mengimbau agar pemerintah mengabaikan saja Din Syamsuddin Cs itu.

Dikritik soal 'Makmurkan Masjid' saat Pandemi Corona

Pada Maret 2020 lalu, Gatot Nurmantyo sempat membuat video berupa ajakan untuk memakmurkan masjid di tengah pandemi virus Corona. Itu karena menurutnya di negeri mayoritas muslim masyarakat malah ramai-ramai menggaungkan fobia terhadap masjid. Ini seakan-akan masjid sebagai sumber penularan COVID-19.

"AYO MAKMURKAN MASJID & GALAKKAN GERAKAN SHOLAT BERJAMA'AH UNTUK MINTA PERTOLONGAN ALLAH..!! (Jadikan Sholat & Sabar Sebagai Penolongmu..!!) Virus Corona (covid-19) adalah ciptaan Allah dan yg kena pasti juga atas ketetapan Allah," tulis Gatot pada saat itu.

Video Gatot itu menuai sederet komentar hingga kritik. Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, menyebut semangat keagamaan harus disertai pemahaman secara utuh. Sedangkan PBNU mengingatkan Gatot tentang hadis tentang lockdown saat wabah di zaman Rasulullah SAW.

Pihak Istana Kepresidenan juga ikut merespons pernyataan Gatot. Istana berbicara kembali mengenai pesan pesan Presiden Jokowi untuk mencegah penularan dari virus Corona.

"Saya kira kita harus melihat prioritas yaitu mencegah penyebaran, menjaga agar yang sakit tidak menular ke yang sehat. Yang sehat tetap sehat dan terlindungi dari yang sakit. Oleh karena itu saya pikir imbauan presiden sudah sangat tepat dan siapa pun harus mengikuti dan justru mensosialisasikan imbauan tersebut sampai akar rumput," ujar Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian saat dimintai konfirmasi, Rabu (18/3).

Disorot Saat Masuk 'Calon Menteri' Prabowo

Nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo hingga Rocky Gerung masuk daftar calon menteri calon presiden Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Pengumuman itu disampaikan Prabowo dalam pidato kebangsaannya di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019). Beberapa nama sebelumnya sudah berada di belakang podium pidato Prabowo. Rocky Gerung dan Gatot menyusul kemudian.

Selain Gatot dan Rocky Gerung, ada nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan sejumlah politikus dari partai koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno. Mereka yang disebut di antaranya Waketum Partai Gerindra Fadli Zon, Waketum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Sekjen PAN Eddy Soeparno, politikus senior Partai Demokrat (PD) Amir Syamsuddin, dan lain-lain.

Atas beredarnya nama menteri itu, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menyebut 'calon menteri' Prabowo sebagai barisan sakit hati.

"Nama-nama calon menteri yang diumumkan tidak ada yang spesial. Tidak ada yang luar biasa. Justru banyak nama-nama 'barisan sakit hati', nama-nama kontroversial tanpa jejak yang mumpuni," kata Ace dalam keterangannya, Jumat (12/4/2019).

Menurut Ace, Prabowo hanya bagi-bagi jabatan. Ace memberi nama kabinet Prabowo jika menang pilpres.

"Kelihatan hanya bagi-bagi jabatan bagi tim sukses Prabowo-Sandi. Lebih tepatnya kabinet 'Tim Sukses Prabowo-Sandi'," sebut Ace.

Ace menyoroti nama eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Dahlan Iskan. Menurut Ace, dua nama itu tak asing di kubu 02.

"Memang seolah ada nama baru, seperti Gatot Nurmantyo dan Dahlan Iskan. Tapi kedua nama itu sudah lama dilihat lebih condong ke 02. Walaupun mereka tidak pernah menyampaikan secara terbuka ke publik, namun manuver politiknya ke kubu 02. Jadi sama sekali tidak mengejutkan. Dan pengaruh terhadap elektabilitas tidak signifikan," sebut Ace.

Halaman 2 dari 3
(aan/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads