Polisi melakukan tes poligraf terhadap Nur Luthfiah (34), otak penembakan di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hasilnya, Nur Luthfiah cenderung berbohong.
"Kami juga mencoba melakukan tes poligraf juga. Ternyata hasilnya ada semacam kebohongan atau deception dari hasil dari poligraf," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdanto di Ruko Royal Gading, Jalan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Selasa (25/8/2020).
Wirdanto menjelaskan tes poligraf dilakukan karena keterangan Nur Lutfiah kepada penyidik selalu berubah-ubah. Nur Luthfiah juga menunjukkan indikasi berbohong soal keterangannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika pemeriksaan keterangan dari yang bersangkutan selalu berubah-ubah, satu itu. Kemudian ada indikasi juga adanya kebohongan dari penyampaian keterangannya," kata Wirdanto.
Selain itu, Wirdanto mengatakan tes dilakukan guna memastikan kebenaran dari perilaku Nur Lutfiah yang kerap berpura-pura kesurupan dalam berbagai kesempatan.
"Kemudian juga termasuk gelagat yang pura-pura kesurupan dan sebagainya. Itu menjadi salah satu pertimbangan penyelidikan kami yang tentunya nanti kami dalami," ucap Wirdanto.
Dalam pemeriksaan di kepolisian, Nur Luthfiah sempat berpura-pura mengalami kesurupan kemasukan arwah korban. Saat 'kesurupan itu' itu, Nur Luthfiah meracau, mencoba mengalihkan soal motif penembakan.
"Yang bersangkutan (Nur Lutfiah) saat pemeriksaan sempat kesurupan dan mengarahkan ke salah satu motif. Jadi kesurupan arwah korban," kata Wirdhanto.
"Dan menyampaikan bahwa ini adalah pelakunya adalah masalah persaingan bisnis," sambung Wirdanto.
Nur Luthfiah juga pura-pura kesurupan ketika menghadiri pemakaman korban di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat pada Minggu (16/8) lalu. Saat itu, Nur Luthfiah masih berstatus sebagai saksi.