Pemprov DKI Jakarta akan membangun Kampung Susun Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara resmi telah melakukan peletakan batu pertama rumah susun (rusun) yang akan dihuni warga Kampung Akuarium.
Arsitek pendamping warga dari Rujak Centre for Urban Studies, Andesha Hermintomo menjelaskan beberapa detail desain Rusun tersebut. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) pun dilibatkan dalam proses desain.
"Dari 2017 sampai 2018, lalu 2019, prosesnya bergulir lagi sampai akhirnya ke rencana pembangunan sekarang. Kita sudah melalui tahapan yang diminta dan sesuai aturan, jadi kita ada sidang ke TACB, karena kawasan Kampung Akuarium masuk kawasan cagar budaya. Kita juga sudah ke TSP (Tim Sidang Pemugaran)," kata Andesha dalam jumpa pers virtual soal Kampung Akuarium, Selasa (25/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, Rusun tersebut akan dibangun setinggi empat lantai di lima blok. Lantai dasar akan dikosongkan.
"Jumlah lantai huniannya itu empat lantai, dengan satu lantai dasarnya kosong. Sistem lantai dibuat split level, dibuat berjenjang, sehingga tidak capek kalau naik tangga," katanya.
Lantai dasar dikosongkan itu dimaksudkan untuk mengantisipasi datangnya banjir. Sebab, Rusun Kampung Akuarium itu berada di tepi laut.
"Yang jelas, perencanaan untuk kampung akuarium ini level dasarnya sudah dibangun di level lebih tinggi dari muka air laut tertinggi, karena Kampung Akuarium itu kan posisinya ada di tepi laut ya, bukan tepi sungai. Jadi lantai dasarnya setidaknya satu meter dari muka air laut tertinggi, dan lantai dasarnya tadi sifatnya kosong, sehingga unit hunian semua ada di lantai 1-3," katanya.
Simak video 'Melihat Suasana Kampung Akuarium Saat Ini yang Akan Dibangun Anies':
Selain itu, berbagai fasilitas juga akan disiapkan di Rusun Kampung Akuarium. Hanya saja, Andesh tak menyebut fasilitas apa saja yang akan tersedia.
"Kampung Akuarium juga disiapkan dengan berbagai fasilitas lain. Mungkin yang berbeda antara kampung dengan perumahan atau unit hunian lain adalah, kuatnya hubungan antara unit hunian dengan aktivitas komersial dan sosial, itu yang diakomodir di Kampung Akuarium," katanya.
Andesh mengatakan, berkaitan dengan adanya benda bersejarah yang terkubur di bawah tanah Kampung Akuarium, daerah tersebut tidak akan didirikan bangunan. Hal tersebut untuk mengakomodasi kebutuhan TACB.
"Temuan unit arkeologi dsb-nya pun kita sudah tempatkan di area yang memang tidak direncanakan ada bangunan di atasnya. Ini mengakomodir kebutuhan TACB tadi. Jadi, dengan beragam ketentuan yang berusaha dipenuhi, kita sudah melalui itu semua, diharapkan desain ini tidak lagi dipermasalahkan," katanya.