Lalu, apa alasan dua robot damkar ini tidak dipakai saat gedung utama Kejagung terbakar?
Kasi Publikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Gulkarmat DKI, Saepuloh mengatakan gedung Kejagung yang tinggi menjadi alasan dua robot ini tidak diturunkan. Menurutnya, dua robot itu tidak menjangkau bangunan tinggi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang di Kejagung itu hanya menggunakan skylift bronto karena kebakaran bangunan tinggi ya. Jadi yang robot itu tidak," kata Saepuloh, ketika dimintai konfirmasi, Minggu (23/8).
Saepuloh menyebut penanganan kebakaran di Gedung Kejagung lebih efektif menggunakan mobil damkar bronto skylift. Dia menyebut alat itu lebih bisa menjangkau titik kebakaran hingga ketinggian 90 meter.
"Yang jelas untuk penanganan kebakaran tinggi kita menyiapkan unit bronto skylift itu, bisa menjangkau ketinggian sampai 90 meter terus jangkauannya pun cukup dan sangat efektif," jelas Saepuloh.
Saepuloh kurang mengetahui pasti dalam kondisi seperti apa robot damkar seharga Rp 37,4 miliar milik Pemprov DKI itu digunakan. Dia hanya mengatakan penanganan kebakaran di Gedung Kejagung lebih efektif menggunakan bronto skylift.
"Efektifnya menggunakan skylift bronto itu, yang robot itu saya kurang memahami dan mungkin tidak untuk itu ya barangkali," ucap Saepuloh.
Untuk diketahui, Gedung Kejagung RI habis terbakar setelah 11 jam dilalap api. Proses pendinginan masih dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu (23/8) oleh sejumlah petugas pemadam kebakaran di lokasi.
Gedung utama Kejagung terbakar sejak Sabtu (22/8) malam. Api berkobar dan baru berhasil dipadamkan pukul 04.30 WIB pagi. Penyebab kebakaran itu saat ini masih ditelusuri tim Bareskrim Polri dan Jampidum Kejagung.
(zap/eva)