Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan beberapa pengarahan kepada calon kepala daerah yang akan diusung PAN pada Pilkada 2020. Zulhas berpesan jangan mencari popularitas dan kekayaan untuk diri sendiri saat menjabat nanti.
"Jangan sampai teman-teman jadi anggota DPR tidak tahu untuk apa jadi anggota DPR, yang jadi wali kota tidak tahu untuk apa jadi wali kota untuk apa, yang jadi bupati mati-matian," ujar Zulhas saat mentoring kebangsaan yang disiarkan akun YouTube Amanat Institute, Sabtu (22/8/2020).
"Dipikir jadi wali kota, jadi bupati, DPR, dianggap jalan singkat untuk meningkatkan popularitas dan mencari kaya, tentu keliru, itu salah," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulhas kemudian menjelaskan tentang sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Dia menyebut kemerdekaan Indonesia adalah sebuah perjuangan yang panjang.
"Kita berada hari ini itu perjuangannya panjang, tidak tiba-tiba ada gedung mewah, tidak tiba-tiba Saudara jadi wali kota, tidak tiba-tiba Saudara jadi anggota DPR. Panjang sekali. Perjalanan sejarah itu melalui pengorbanan jiwa-raga, darah, dan air mata beratus-ratus tahun. Tak terhitung jumlah syuhada yang berkorban untuk berdirinya negeri yang namanya NKRI seperti sekarang yang kita teruskan perjuangan ini," tuturnya.
Wakil ketua MPR RI ini menyebut tujuan Indonesia merdeka adalah bersatu. Dia tidak menginginkan saat pemilihan kepala daerah terjadi pertengkaran dan perpecahan.
"Kita merdeka untuk bersatu. Oleh karena itu, Saudara kalau maju DPR, maju wali kota/bupati, kalau bertengkar, apalagi bermusuhan, apalagi bunuh-bunuhan, oh jelas bertentangan dengan cita-cita Indonesia merdeka, bertentangan dengan konstitusi. Makanya mesti paham dulu. Jadi pilkada, pileg, itu rangkaian untuk mencapai cita-cita kita itu apa, ya bersatu, merdeka untuk bersatu," jelasnya.
Lebih lanjut Zulhas menyebut tujuan Indonesia merdeka, selain bersatu, adalah berdaulat, serta menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat.
"Untuk apa kita bersatu, agar kita bisa berdaulat. Beras tidak impor, gula tidak impor, berdaulat. Bung Karno mengatakan berdikari di bidang ekonomi, berdikari di bidang politik, berdikari di bidang budaya. Tidak ada bangsa di dunia ini yang maju tanpa kedaulatan. Setelah berdaulat, ada keadilan. Tanpa berdaulat, tidak ada keadilan. Dengan berlaku adil, barulah cita-cita Indonesia itu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, setara tanpa membeda-bedakan suku, semua berhak," jelas dia.
"Jangan sia-siakan pengorbanan pendiri bangsa ini. Bagaimana caranya, di Pembukaan UUD jelas caranya. Jadi ada visi-misi kita ke mana, ada. Tinggal meneruskan saja," sambungnya.
Dengan demikian Zulhas meminta kepada calon kepala daerah itu untuk menjalankan tujuan kemerdekaan, sehingga bisa memakmurkan rakyat.
"Jadi, kalau mau jadi wali kota, bupati, DPR, sudah jelas misinya harus tahu. Satu mencerdaskan, karena kita ratusan tahun dijajah, bodoh karena dibodohi terus, harus mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Kedua, memakmurkan. Oleh karena itu, ekonomi disebut ekonomi Pancasila. Setelah memakmurkan negeri ini, bersumpah untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia, itu yang keempat," katanya.
Zulhas menekankan tugas negara dan kepala daerah tidak boleh membiarkan warganya miskin. Dia menyebut setiap kepala daerah telah bersumpah untuk menjalankan amanah rakyat.
"Oleh karena itu, tanggung jawab negara, apalagi Saudara wali kota, kalau ada orang tidak bisa sekolah karena miskin, negara membiarkan, kita melanggar konstitusi. Berdosa kita dunia-akhirat karena Saudara bersumpah jadi DPR. Jadi wali kota kan disumpah kan. Kalau Anda bersumpah kalau ada di daerah saudara sebagai bupati/wali kota kalau ada orang tidak bisa sekolah saking miskinnya, tanggung jawab Saudara, karena bersumpah," ungkapnya.
Acara mentoring ini dihadiri oleh sejumlah calon dan kepala daerah dari PAN, di antaranya calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sigit Purnomo Said (Pasha Ungu), Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin. Hadir pula Wali kota Kediri Abdullah Abu Bakar, calon Bupati Batanghari Muhammad Hafiz, dan calon Bupati Natuna Derry Purnamasari.