BMKG menyebut Sumatera Utara (Sumut) khususnya Medan telah memasuki musim kemarau. Namun hujan masih sering terjadi, khususnya di Medan dalam beberapa hari terakhir. BMKG pun memberi penjelasan soal fenomena ini.
"Sudah masuk kemarau. (Hujan) itu lebih disebabkan oleh faktor lokal," kata Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I-Medan, Edison Kurniawan, kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).
Dia mengatakan salah satu faktor yang memicu Medan masih sering diguyur hujan meski sudah masuk musim kemarau adalah hangatnya suhu permukaan laut. Menurutya, hal tersebut memicu terjadinya proses penguapan sehingga pembentukan awan semakin intensif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih disebabkan oleh masih hangatnya suhu permukaan laut yang memicu terjadinya proses konveksi atau proses penguapan karena pemanasan. Selain itu sebagian wilayah Sumut juga merupakan wilayah konvergen yang merupakan pertemuan angin sehingga pembentukan awan juga semakin intensif," ujarnya.
Baca juga: BMKG: Ada 44 Titik Panas Terpantau di Sumut |
Edison mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu, seperti hujan lebat disertai angin kencang. Dia juga menyarankan warga hingga pemerintah daerah melakukan pembersihan sungai dan saluran drainase agar tidak terjadi banjir.
"Untuk mencegah banjir agar Pemda atau Dinas PU melakukan pembersihan pada saluran-saluran pembuangan, drainase, sungai yang masih ditumpuki oleh sampah. Dampak angin kencang umumnya menyebabkan pohon tumbang atau rusaknya atap rumah warga, diimbau untuk segera memotong pohon-pohon yang sudah tua dan memperkuat atap atau pondasi rumah," ucapnya.