"Salah satu bahaya dari proxy war yang saya katakan diperburuk dengan tumbuh-kembangnya oligarki kekuasaan di negeri, kekuasaan dimainkan, dikelola oleh kelompok orang dan tidak beruntung lagi. Mereka melakukan dengan topeng konstitusi. Apakah benar ini terjadi pada negeri kita? Biar rakyat yang menjawab," kata Gatot.
Sejumlah pihak 'mencibir' lahirnya KAMI. Ada yang menyebut tokoh-tokoh di balik KAMI sebagai barisan para mantan yang pernah menjabat kemudian dipecat Jokowi. Ada juga yang mengatakan sebagian tokoh di KAMI merupakan tokoh-tokoh yang kecewa terhadap hasil Pilpres 2019 sehingga aksi tersebut dianggap sebagai ungkapan dendam lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deklarasi KAMI pun menjadi sorotan. Hal ini lantaran deklarasi KAMI digelar tanpa memperhatikan protokol kesehatan COVID-19, padahal salah satu tuntutan KAMI adalah terkait penanganan pandemi Corona oleh pemerintah.
Baca juga: Kubu Amien Rais Siap Bergabung dengan KAMI |
![]() |
Meski begitu, kelompok oposisi menyambut hangat. PKS mengapresiasi munculnya gerakan KAMI. Meski berbeda jalan, PKS siap merangkul KAMI menjadi mitra oposisi.
"Makin banyak yang berani menyampaikan pendapat, makin baik bagi masyarakat karena aspirasi masyarakat akan terwakili. Jadi hadirnya KAMI dan gerakan-gerakan lain yang kritis sangat kami apresiasi dan hormati," ujar Presiden PKS Sohibul Iman menanggapi soal deklarasi KAMI, Kamis (20/8/2020).
Ditanya apakah PKS akan menggandeng KAMI untuk menjadi mitra oposisi, ia menyebut PKS siap bersinergi. Hanya, Sohibul mengingatkan PKS dan KAMI merupakan dua wadah yang berbeda, meski memiliki kesamaan mengkritisi pemerintahan.
"Mereka gerakan moral, kasihan kalau kami tarik-tarik ke salah satu partai politik saja. Kita bisa bekerja pada ranah masing-masing, tapi bersinergi dalam tujuan, yaitu sama-sama membangun maslahat publik," tutur Sohibul.
Hal senada disampaikan oleh PA 212. PA 212 mendukung gerakan KAMI karena merasa ada kesamaan tujuan, khususnya sebagai oposisi.
"Kami mendukung dan mendoakan KAMI karena ada kesamaan tujuan untuk mengkritisi pemerintah demi menyelamatkan bangsa dan negara ini," kata Ketua PA 212 Slamet Maarif.
Meski begitu, PA 212 tidak berminat bergabung dengan KAMI. Alasannya, PA 212 cs juga memiliki wadah yang serupa dengan KAMI, sebagai gerakan moral.
![]() |