Kisah Jurnalis dan 20 Keluarganya Positif Corona, Ayahanda Meninggal

Kisah Jurnalis dan 20 Keluarganya Positif Corona, Ayahanda Meninggal

Yulida Medistiara - detikNews
Rabu, 19 Agu 2020 14:48 WIB
Poster
Ilustrasi virus Corona (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Seorang jurnalis di Jakarta, Hana Puspita, berbagi cerita soal dirinya yang dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). Tak hanya Hana, hampir 20 anggota keluarganya pun dinyatakan positif Corona berdasarkan hasil swab.

Hana membagikan cerita itu di akun Instagram pribadinya, seperti dilihat detikcom, Rabu (19/8/2020). Hana mengizinkan detikcom mengutip ceritanya. Dalam unggahan tersebut, Hana menceritakan dirinya dan suami merasakan demam dan nyeri di badan pada 28 Juli 2020. Hana memutuskan menjalani rapid test, tapi hasilnya nonreaktif.

Tak kunjung membaik, Hana lalu memutuskan ke rumah sakit dan kembali dilakukan rapid test yang hasilnya tetap nonreaktif. Hana juga melakukan rontgen paru yang akhirnya diketahui ada bercak putih sehingga ia dinyatakan sebagai suspek COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hana lalu menjalani swab test di puskesmas dan hari berikutnya ia kembali melakukan rapid test dan hasilnya tetap nonreaktif. Karena demam tinggi dan batuk-batuk, Hana kemudian dirujuk ke RSUD Tarakan sebagai suspek COVID-19 dan mendapatkan perawatan di ICU. Hana sempat mengalami sesak napas dan demam tinggi hingga menggunakan selang oksigen.

"Hari-hari berikutnya, alhamdulillah semakin membaik. Hasil swab puskesmas keluar dan ternyata POSITIF CORONAVIRUS. Di situ mulai afirmasi positif dan semangat untuk sembuh, jauhkan pikiran dari segalanya demi bisa sembuh," tulis Hana.

ADVERTISEMENT

Namun, kabar buruk diterima Hana di hari keempat dirawat di rumah sakit. Sang ayah meninggal dunia karena COVID-19.

"Ternyata di hari keempat dirawat, tanggal 8 Agustus alm. Papa meninggal dunia krn Corona. Dan ak gak tau krn memang keluarga gak ngasih tau spy kondisiku gak drop. Tanggal 12 baru tau papa meninggal lewat perasaan. Di situ ak nangis sejadi-jadinya. Hanya lihat jenazah alm. Papa yg difoto dokter," tulisnya.

Hari berikutnya, keluarga besar Hana dilakukan tes swab dan hampir 20 anggota keluarga besarnya dinyatakan positif Corona. Hana menyebut keluarga besarnya tinggal berdekatan dalam satu lingkungan.

"Hari berikutnya seluruh keluarga besar diswab dan hasil semuanya positif. Hampir 20 orang. Termasuk mama, suami, dan anak. Kok bisa? Krn kami beberapa keluarga tp rumah berdekatan di inner circle yg sama. Dari situ pikiran makin kacau terlebih mama dan nenek sakit yg artinya bergejala," ujarnya.

Saat ditanya lebih lanjut, Hana mengatakan bahkan keponakannya yang masih berusia 20 bulan juga dinyatakan positif Corona.

"Benar. Dari mama, mama mertua, suami, adik-adik, adik ipar, tante, om, sampai yang paling kecil usia 20 bulan juga positif," ungkap Hana.

[Gambas:Instagram]

Simak video 'Mutasi Corona 10 Kali Lebih Menular Ditemukan di 3 Negara ASEAN Ini':

[Gambas:Video 20detik]



Setelah itu, kondisi Hana terus membaik. Hana sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada Selasa (18/8) malam. Hana diperbolehkan pulang meski hasil swab ke-4 dan ke-5 masih positif.

"Alhamdulillah semalem jam 11 aku dah boleh pulang karena memang aku yang minta untuk isolasi mandiri di rumah bareng suamiku yang juga positif. Dan diizinkan dokter setelah cek darah dan rontgen. Hasilnya katanya bagus meski swab ke-4 dan ke-5 masih positif," ujar Hana.

Hana menyebut ada perubahan peraturan pasien Corona diperbolehkan pulang. Sementara dulu pasien baru boleh pulang setelah 2 kali swab negatif, lalu diubah menjadi 1 kali swab negatif, dan kini pasien OTG bisa pulang setelah 11 hari tidak ada gejala.

"Pasien OTG selepas 11 hari tetap tidak ada gejala maka dinyatakan selesai pemantauan. Itu peraturan Kemenkes. Karena berdasarkan penelitian, katanya meski masih ada virus dalam tubuh, tapi sudah tidak lagi menularkan ke orang lain," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(azr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads