Gurat bahagia tak bisa disembunyikan oleh warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten, Sutarno (50) saat menerima bantuan material pembuatan rumah dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Bertepatan dengan HUT Jateng yang ke-70, Sabtu (15/8/2020), janji Ganjar terlunasi.
Sebelumnya Ganjar menginjakkan kaki di Girpasang pada Idul Adha, Sabtu (1/8/2020). Dalam momen tersebut ia berbagi daging kurban kepada warga lereng Gunung Merapi. Ia juga menjanjikan akan membantu perbaikan rumah Sutarno.
"Pak Ganjar kala wingi rawuh Ten gubug Kula. Jagongan Ten mriki Ajeng bantu kula. Niki jendelane didhuwurke nggih. (Kemarin Pak Ganjar ke rumah saya, bilang mau bantu perbaikan rumah saya. Jendelanya suruh meninggikan)," ujar Sutarno dalam keterangan tertulis, Minggu (16/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan dari Ganjar didistribusikan melalui gondola melewati jurang sedalam 200 meter. Setelah sampai, Sutarno lantas memanggul sak semen ukuran 50 kg di atas kepalanya menuju rumahnya. Rumah Sutarno sendiri berada di wilayah paling utara Dusun Girpasang, tepatnya di lereng Gunung (bukit) Bibi yang dipercaya sebagai pelindung warga di kala erupsi gunung Merapi.
Tidak banyak yang tinggal di kampung itu, hanya ada 12 kepala keluarga dengan 37 jiwa penduduk. Untuk mencapai Girpasang, harus melewati ribuan anak tangga yang dibuat menuruni tepian jurang berkedalaman 200 meter. Butuh waktu 15-30 menit untuk mencapai perkampungan dan tentu saja itu sesuai kondisi fisik.
Bila ditempuh dari pusat Kabupaten Klaten, jaraknya kurang lebih 20 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Hal ini tak lepas dari kondisi jalan yang dilalui sering berpapasan dengan truk pengangkut pasir sehingga mempengaruhi kondisi jalan yang tidak rata.
Sunarto bekerja serabutan. Ia tinggal bersama istrinya, Waginem, 2 anak, 1 mantu, dan 1 cucu dari anak pertamanya sehingga total ada 6 orang. Mereka tinggal di rumah berukuran 7x10 meter.
Dinding rumah Sutarno terbuat dari anyaman bambu, lantainya masih tanah, tidak ada ranjang, yang ada hanya lincak (bangku besar anyaman bambu) yang diberi alas untuk tidur. Di belakang ada dapur lengkap dengan tungku masak. Sutarno berencana membangun rumahnya menggunakan batako.
"Niki mangkih Kula pindah samping. La griya Kula niki, kula kanggekaken menda. (Rumah saya yang baru nanti di pekarangan sebelah rumah. Rumah lama saya untuk beternak)," paparnya.
Selain bantuan material, Sutarno juga mendapatkan uang sebesar Rp 12 juta dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jateng yang diterima langsung olehnya, Ngatiyem, dan Darmo Suwito. Ketiganya adalah warga Dusun Girpasang yang rumahnya masih berlantai tanah dan berdinding bambu. Sutarno mengaku untuk membangun rumah ia telah mengumpulkan dana Rp 40 juta dan ia merasa terbantu dengan adanya bantuan yang mengurangi bebannya.
"Maturnuwun Pak Ganjar bantuannya cepet. Niki badhe Kula damel griya. Sebab Kula tiyang bodo, nek nyelenwengke Ndak kenging jebak. (Terimakasih bantuannya cepat. Bantuan ini akan saya buat membangun rumah. Saya orang bodoh, jadi tidak berani macam-macam. Uangnya ya saya gunakan bikin rumah. Nanti takutnya kena salah)," ungkap Sutarno.
Penerima bantuan Ganjar lainnya, Ngatiyem mengaku senang dengan bantuan yang diterimanya dan berharap bantuan yang diterima bisa memperbaiki rumahnya segera.
"Kula remen pikantuk bantuan. Mangkih kula nek mbangun griya kula nyambat sedherek-sedherek," tuturnya.
Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno mengucapkan terima kasih atas bantuan kepada warganya. Menurutnya bantuan rumah tak layak huni dari provinsi sangat bermanfaat. Ia juga mengatakan setiap tahun pasti ada bantuan dari provinsi, tahun ini ada tiga yang dibantu selain dari Bank Dunia.
Sementara itu Perwakilan BAZNAS Jawa Tengah, Chandra Eka Sakti mengatakan bantuan yang diserahkan kepada warga bersifat stimulan. Dengan bantuan ini masyarakat diminta untuk menggerakkan sistem gotong royong agar meringankan biaya pembuatan.
"Kami di sini untuk menyerahkan bantuan dari Gubernur bagi warga Girpasang. Kalau jumlah bantuan tadi per rumah Rp 12 juta. Di kampung ini ada tiga orang yang dibantu. Kalau total di Jateng ada 88 orang," pungkas Chandra.
Simak video 'Tulisan Teks Proklamasi Soekarno Sempat Dibuang di Keranjang Sampah':