Selain Mumtaz Rais, WNI Ini Pernah Kena Tegur soal Ponsel di Pesawat

Selain Mumtaz Rais, WNI Ini Pernah Kena Tegur soal Ponsel di Pesawat

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 16 Agu 2020 13:32 WIB
Businesswoman on plane using smartphone with graph on screen.Business technology and travel concepts ideas
Pakai ponsel di Pesawat (iStock)
Jakarta -

Putra Amien Rais, Mumtaz Rais, ramai jadi perbincangan usai ditegur Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango saat menyalakan ponsel di dalam pesawat. Ternyata cerita serupa juga pernah dialami oleh seorang WNI. Saat menyalakan ponsel di dalam pesawat, WNI itu ditegur WN Singapura.

Kisah ini terjadi sekitar 2012, saat seorang WN Singapura memperingatkan WN Indonesia. Namun WNI yang ditegur itu malah marah-marah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rio Anugrah melihat insiden ini pada 2012 saat naik pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura. Ada suara ribut-ribut di seberang tempat duduk Rio antara seorang WN Singapura dan warga Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Orang Singapura itu minta HP orang Indonesia dimatikan. Dia bilang, 'please turn off your phone'," kata Rio menceritakan kisah tersebut kepada detikcom, Jumat (7/6/2013).

Namun, penumpang Indonesia tersebut tak menggubrisnya. Si WN Singapura pun kembali menegur. Kali ini dengan nada tinggi.

"Intinya dia bilang sudah bayar dan berhak untuk mendapat keselamatan. Makanya dia minta ponsel itu dimatikan," cerita Rio.

Mendengar suara ribut-ribut, kru pesawat pun berdatangan. Mereka melerai kedua penumpang tersebut. Hingga akhirnya warga Indonesia tersebut mematikan ponselnya.

"Oke-oke saya matikan tapi caranya dong negur jangan gitu," ucap Rio menirukan penumpang yang menyalakan ponsel tersebut.

Simak video 'Pengakuan Mumtaz Rais Soal Ribut-ribut dengan Pimpinan KPK di Pesawat':

[Gambas:Video 20detik]



Pria yang bekerja dalam bidang IT di sebuah perusahaan swasta ini salut dengan keberanian WN Singapura tersebut. Penumpang juga bisa menegur orang lain yang menyalakan ponsel. Tak perlu menunggu kru pesawat.

Sebelumnya, keributan yang melibatkan Mumtaz ini disebut terjadi pada penerbangan Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/8/2020) yang lalu. Saat itu tiba-tiba Mumtaz Rais ditegur oleh Nawawi karena melakukan panggilan telepon ketika pesawat tengah mengisi bahan bakar.

Persoalan berbuntut panjang lantaran Mumtaz Rais tidak mengindahkan teguran Nawawi dan justru menanyakan identitas Nawawi. Saat itu juga, Mumtaz Rais menyebut dirinya tengah bersama pimpinan Komisi III DPR RI.

Seketika pimpinan Komisi III DPR RI lantas menenangkan keduanya. Lalu diketahuilah Nawawi merupakan pimpinan KPK. Wasekjen PAN Irvan Hermawan, yang ikut serta bersama Mumtaz Rais dalam pesawat tersebut, membela Mumtaz Rais. Menurut Irvan, keributan antara Mumtaz Rais dan Nawawi sebenarnya sudah diselesaikan di atas pesawat.

"Penggunaan HP yang dilakukan oleh saudaraku Mumtaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Ujung Pandang, Makassar, untuk transit. Pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding," kata Irvan, Jumat (14/8).

Mumtaz Rais akhirnya meminta maaf. Dia meminta maaf ke Nawawi Pomolango dan Garuda Indonesia terkait ribut-ribut di pesawat. Mumtaz mengaku khilaf atas perbuatannya.

"Atas nama pribadi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang terjadi, menyusul peristiwa di kabin pesawat Garuda rute Gorontalo-Makassar-Jakarta. Saya mengaku khilaf dan telah melakukan tindakan yang tidak sepantasnya. Pada saat itu saya sedang mengalami kelelahan dan terpancing emosi. Namun tetap tindakan itu tidak dapat dibenarkan dan saya meminta maaf sebesar-besarnya," kata Mumtaz kepada wartawan, Sabtu (15/8).

Termasuk kepada pihak yang dirugikan, Mumtaz Rais mengakui tindakannya tak pantas dilakukan. Mumtaz mengatakan perbuatannya kepada Garuda Indonesia dan Nawawi Pomoloango tak patut dicontoh.

"Saya memohon maaf kepada Pak Nawawi Pomolango, Wakil Ketua KPK, karena tindakan saya yang tidak pantas. Kepada para awak kabin Garuda Indonesia serta pihak Garuda Indonesia. Kepada pihak-pihak yang dirugikan dan terganggu karena pemberitaan ini. Juga kepada seluruh masyarakat. Saya menyadari tindakan saya telah menjadi contoh yang tidak baik," ujar anak Amien Rais tersebut.

Halaman 2 dari 2
(rdp/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads