Mumtaz Rais Main HP di Pesawat Dinilai Bahayakan Keselamatan Penerbangan

Mumtaz Rais Main HP di Pesawat Dinilai Bahayakan Keselamatan Penerbangan

Dwi Andayani - detikNews
Minggu, 16 Agu 2020 06:16 WIB
Anggota Ombudsman Alvin Lie
Foto: Eva Safitri/detikcom
Jakarta -

Politikus PAN Mumtaz Rais terlibat insiden keributan dengan pimpinan KPK Nawawi Pomolango di dalam pesawat Garuda Indonesia karena telepon. Pemerhati penerbangan menilai perbuatan tersebut dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

"Saya merujuk pada Undang-Undang 1 tahun 2009 di mana Pasal 54 itu sudah cukup tegas dan jelas mengatur bahwa, setiap orang selama penerbangan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan. Juga dilarang melakukan tindakan-tindakan yang melanggar tata tertib penerbangan, dan juga menggunakan peralatan elektronik yang dapat mengganggu navigasi penerbangan," ujar pemerhati penerbangan Alvin Lie saat dihubungi, Sabtu (15/8/2020).

Alvin yang juga komisioner Ombudsman RI mengatakan, Mumtaz Rais menggunakan teleponnya saat pesawat sedang melakukan pengisian bahan bakar. Menurutnya, saat-saat tersebut adalah waktu yang kritis dalam sebuah penerbangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah dalam kasus Pak Mumtaz Rais, yang bersangkutan menggunakan handphone ketika pesawat tidak sedang terbang tetapi, sedang dilakukan pengisian bahan bakar. Proses pengisian bahan bakar, itu adalah suatu periode yang cukup kritis dalam penerbangan karena ada kemungkinan uap dari bahan bakar itu masuk ke kabin dan mudah terbakar," tuturnya.

Dia menuturkan, telepon yang digunakan penumpang memancarkan gelombang elektromagnetik. Menurutnya, gelombang ini bisa memantik uap bahan bakar sehingga dapat terjadi kebakaran.

ADVERTISEMENT

"Oleh karenanya, selama proses pengisian bahan bakar penumpang di dalam pesawat justru dilarang menggunakan sabuk pengaman. Sehingga bila terjadi kebakaran atau ledakan, evakuasinya bisa dilakukan dengan cepat," kata Alvin.

"Penggunaan handphone terutama ketika sedang memancarkan sinyal, handphone tersebut memancarkan gelombang elektromagnetik dan gelombang itu berpotensi memantik uap bahan bakar sehingga mudah terjadi kebakaran," sambungnya.

Tonton video 'Pengakuan Mumtaz Rais Soal Ribut-ribut dengan Pimpinan KPK di Pesawat:

[Gambas:Video 20detik]



Avin juga menilai, sikap awak kabin melakukan peneguran telah benar. Menurutnya tindakan tersebut bagian dari tugas awak kabin untuk memastikan dijalankannya aturan keselamatan penerbangan.

"Tindakan awak kabin Garuda untuk menegur itu sudah benar, karena memang kewajibannya untuk memastikan semua penumpang mentaati peraturan keselamatan penerbangan," pungkasnya.

Diketahui, peristiwa ribut antara pimpinan KPK Nawawi Pomolango dan Ahmad Mumtaz Rais terjadi di pesawat Garuda. Wasekjen PAN Irvan Hermawan, yang ikut serta bersama Mumtaz dalam pesawat tersebut, menjelaskan insiden keributan di pesawat GA 643 GTO-UPG-CGK (Gorontalo-Makassar-Jakarta).

Irvan membela Mumtaz Rais, yang disebut menggunakan HP di dalam pesawat. Menurut Irvan, keributan antara Mumtaz Rais dan Nawawi Pomolango sebenarnya sudah diselesaikan di atas pesawat.

"Penggunaan HP yang dilakukan oleh saudaraku Mumtaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Ujung Pandang, Makassar, untuk transit. Pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding," kata Irvan.

"Pada saat saudaraku Mumtaz Rais menggunakan HP dan diminta dimatikan oleh kru pesawat (pramugari) memang terjadi perdebatan, termasuk perdebatan dengan Bapak Nawawi Pomolango. Namun masalah ini sudah bisa diselesaikan secara baik pada saat itu juga oleh pimpinan rombongan Bapak Pangeran Khairul Saleh, yang duduknya di pesawat dekat dengan Mumtaz Rais dan Pak Nawawi Pomolango," ucap Irvan.

Sementara itu, Dirut Garuda Irfan Setiaputra menyebutkan keributan dipicu oleh salah satu penumpang kelas bisnis yang kedapatan menggunakan handphone saat pesawat sedang boarding di Gorontalo dan ketika pesawat tengah melakukan refueling sewaktu transit di Makassar.

Kejadian ini kemudian didengar oleh penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis. Penumpang tersebut kemudian ikut menegur sehingga terjadi adu argumen.

Nawawi menyatakan ikut menegur Mumtaz karena sebelumnya peringatan yang diberikan awak kabin tak diindahkan. Terkait insiden ini, Mumtaz pun meminta maaf kepada Nawawi dan pihak Garuda Indonesia.

"Atas nama pribadi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang terjadi, menyusul peristiwa di kabin pesawat Garuda rute Gorontalo-Makassar-Jakarta. Saya mengaku khilaf dan telah melakukan tindakan yang tidak sepantasnya. Pada saat itu saya sedang mengalami kelelahan dan terpancing emosi. Namun tetap tindakan itu tidak dapat dibenarkan dan saya meminta maaf sebesar-besarnya," kata Mumtaz kepada wartawan, Sabtu (15/8).

Halaman 2 dari 2
(dwia/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads