"Sudah ketemu (korban) tadi pagi di Pintu (Air) 10 Tangerang. (Korban) sudah meninggal dunia," kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Muhamad Adam saat dihubungi, Jumat (14/8/2020).
Adam menjelaskan korban meninggal dunia karena hanyut saat berenang bersama teman-temannya, Rabu (12/8). Korban, lanjutnya, baru ditemukan tiga hari kemudian.
Dia mengatakan jenazah Miftahul bisa sampai ke Tangerang karena terbawa arus. Sebab, saat korban dilaporkan hilang, arus di Sungai Cisadane sedang tinggi.
"Kebawa arus, karena biasanya kalau sudah tiga hari gitu ditemukan di Tangerang. Karena kalau jalur (Sungai) Cisadane memang arahnya ke Tangerang, Pulau Jawa dia. Kalau (Sungai) Ciliwung, dia ke Jakarta, kalau Cisadane ke Tangerang," terang Adam.
Komandan Tim Basarnas Jakarta Aulia memastikan jenazah yang ditemukan di Pintu Air 10 Tangerang adalah Miftahul. Aulia mengatakan korban terbawa arus sampai 20 kilometer dari TKP awal.
"Iya korban yang ditemukan di Pintu Air 10 Tangerang, itu sudah dinyatakan oleh keluarga dari ciri-ciri, yaitu berupa rambut, alis, dan celana, bahwa korban itu yang ditemukan di Pintu Air 10 adalah korban yang hilang dari Bogor Ciampea, seperti itu. (Jarak korban dari TKP dilaporkan ke lokasi penemuan berjarak sekitar) kurang lebih 20-25 kilo (kilometer)," jelas Aulia.
Diketahui, korban Miftahul Huda (18) tenggelam saat sedang berenang bersama teman-temannya di Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor, Rabu (12/8). Kejadian berawal ketika korban bermain bersama 12 temannya di Sungai Cisadane setelah menggelar rapat pembentukan panitia peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia.
Namun, ketika teman-temannya selesai berenang, korban bersama satu temannya memilih terus berenang. Hingga akhirnya, ia tenggelam dan tidak ditemukan saat itu. (zap/zap)