Angka warga terkonfirmasi positif COVID-19 di Sumatera Barat membuat rekor baru lagi. Pemerintah daerah setempat melaporkan ada penambahan 47 kasus pada Jumat (7/8/2020), sehingga total warga Sumbar yang positif COVID saat ini menjadi 1.085 orang.
Kepala Dinas Kominfo Sumbar Jasman Rizal menyebut 47 kasus baru itu berdasarkan hasil pemeriksaan 1.421 sampel spesimen yang dikirimkan Labor Fakultas Kedokteran Unand dan Labor Veterenir Baso Agam.
"Terperiksa sebanyak 1.421 sampel, masing-masing 1.394 spesimen dari Labor Kedokteran Unand di Padang dan 17 spesimen di Veterenir Baso Agam 17 spesimen. Hasilnya ditemukan 47 sampel terkonfirmasi positif," kata Jasman kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah new record positif dalam satu hari. Angka terbesar sebelumnya adalah bersamaan dengan Hari Raya Idul Adha, di mana saat itu ditemukan terkonfirmasi 41 kasus," tambah dia.
Dari 47 orang tersebut, terbanyak berasal dari Kota Padang, yakni 41 orang. Kemudian dari Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman masing-masing 2 orang serta dari Kabupaten Agam dan Kota Sawahlunto masing-masing 1 orang.
Total kasus positif COVID-19 di Sumbar sampai hari ini sudah sebanyak 1.085 orang. Perinciannya, 796 orang atau 73,36 persen sudah sembuh, meninggal dunia 34 orang atau 3,13 persen, serta dirawat dan isolasi sebanyak 255 orang atau 23,50 persen.
Bagi dr Andani Eka Putra, penanggung jawab pemeriksaan sampel spesimen COVID di Sumatera Barat, lonjakan tersebut adalah 3,3 persen atau masih di bawah standar WHO yang 5 persen.
"Angka ini sangat terkait dengan pergerakan orang, khususnya dari luar provinsi. Bagi kita di lab dan teman-teman Dinkes, sudah memprediksi akan ada letupan seperti ini, tinggal sekarang bagaimana tracing tetap konsisten dengan kapasitas besar," kata Andani.
"Semua yang kita temukan hari ini tanpa gejala atau ringan, namun mereka adalah silent spreader yang jika kita tidak temukan akan menjadi penular bagi orang lain," katanya lagi.
Andani mengingatkan semua pihak tetap menjalankan protokol COVID karena ini menandakan sayang keluarga, rekan kerja, dan tetangga.
"Tidak usah berpikir gelombang 2, karena ini hanya bagian proses. Jika ini disebut gelombang kedua, maka nanti akan ada lagi gelombang 3, 4, dan seterusnya. Dan tidak usah saling menyalahkan, karena yang penting bagaimana kita bekerja sama secara optimal untuk tracing dan testing," tambah Andani.
Tonton video 'Kasus COVID-19 Indonesia Tak Lagi Tertinggi di Asia Tenggara':