Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengungkapkan 5 dari 19 kabupaten/kota di wilayahnya sudah masuk zona hijau virus Corona. Irwan memiliki cara-cara khusus untuk terus menekan angka kenaikan kasus Corona di Sumbar agar tidak terus bertambah.
Selain lima kabupaten/kota yang sudah menjadi zona hijau Corona, 14 lainnya masih masuk zona kuning dan zona merah. Menurut Irwan, sembilan kabupaten/kota di Sumbar untuk penentuan zonanya masih berganti-ganti dari hijau ke kuning atau sebaliknya.
"Kita ingin sampaikan, Sumatera Barat itu ada 19 kota/kabupaten. Dari 19 itu, sudah 14 dari 19 ini zona hijau. Zona hijau ini sudah 2 bulan lamanya, tapi karena orang yang bepergian masih banyak, orang pulang kampung masih banyak, zona hijau ini tetap fluktuatif dari hijau ke kuning, kuning ke hijau. Ini yang bertahan itu lima kabupaten/kota yang zona hijau," kata Irwan dalam tayangan YouTube BNPB, Sabtu (1/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irwan menyebut sembilan wilayah yang masih berganti-ganti zona tersebut disebabkan banyaknya orang yang keluar-masuk Sumbar. Terlebih, kata dia, saat Idul Adha ini banyak warga Sumbar yang pulang kampung.
"Tapi kemarin ada lagi yang dari kuning ke hijau, kemudian hijau ke kuning. Kenapa demikian? Karena hari ini Idul Adha budaya orang kita di Sumatera Barat pulang kampung. Jadi ini banyak yang pulang dari daerah merah atau hitam kemudian membawa positif. Ini yang menjadi suatu persoalan," ucap Irwan.
Dalam menekan angka penularan kasus positif di wilayahnya, Irwan memiliki sejumlah cara. Menurutnya, memasifkan testing dan pelacakan serta isolasi menjadi hal terpenting untuk mencegah penularan virus tersebut.
"Kita menjalankan pendekatan testing, tracing, isolasi dan karantina itu luar biasa. Kita buat masif, sehingga bisa terkendali," katanya.
Irwan mengatakan testing di Sumbar yang sangat masif bahkan melebihi dari ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, langkah testing, tracing, hingga isolasi yang masih sangat efektif untuk mengatasi penularan.
"Kita punya positivity rate kita cuma 1,4. Testing rate kita melebihi dari WHO, kalau WHO cuma 5.0000 per 1 juta, kita lebih 10 dari ribu. Jadi sekitar 1,2 persen melebih Korea Selatan dan negara lain. Kemudian kita juga punya incident rate 0,05, itu juga kecil sekali dan terkendali. Kesembuhan 85 persen, kematian 3,8. Jadi maksud saya pendekatannya tadi dari testing, tracing, dan isolasi efektif kita buat," katanya.