Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengurangi bus gratis yang selama ini melayani penumpang di beberapa stasiun di wilayah Jabodetabek setiap hari Senin. Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, lonjakan penumpang di KRL kini sudah tidak terjadi.
"Tentu dari hasil evaluasi kami terakhir untuk jumlah pengguna KRL cenderung normal, artinya bahwa dari jumlah yang sebelumnya begitu membludak, bahkan terakhir jumlah bus bantuan yang kita sampaikan ke sana ada beberapa yang tidak terpakai," ujar Syafrin usai acara peluncuran buku panduan bersepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2020).
"Dengan pola itu artinya bahwa sekarang setelah kita buka masa transisi sekarang seluruhnya kembali kepada keseimbangan baru. Jadi ada yang memang ternyata tidak perlu melakukan kegiatan tidak kembali berkegiatan dan itu yang menyebabkan sekarang kepadatan di KRL dapat diatasi secara baik," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafrin mengatakan, dengan kondisi seperti itu, Pemprov DKI akan mengurangi jumlah bus gratis. Jumlahnya kini hanya akan ada 30 armada saja.
"Bus bantuannya kita kurangi. Contohnya untuk di stasiun Bogor itu pada 3 minggu lalu kami masih kirim 75 bahkan. Tetapi kemudian banyak yang tidak digunakan, diturunkan 50 dan besok tinggal 30. Artinya pola itu yang kita jalankan," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan bus berbayar yang dikelola oleh JR Connextion. Lokasi bus ini berada di depan Botani Square.
"JR Connextion, contoh dari Bogor itu ada yang berangkat dari mal Botani Square, ada bus Damri yang berangkat dari Botani Square itu mereka tetap dikenakan biaya," katanya.
Tonton video 'Wajib Gunakan Baju Lengan Panjang di KRL, Penumpang Sudah Tahu?':
Syafrin menerangkan, pengurangan armada bus gratis itu karena penumpang KRL kini telah normal. Hal itu karena ada penambahan jadwal keberangkatan KRL.
"KRL ya, karena ada penambahan jadwal. Tadi seperti saya sampaikan KRL itu dari Bogor pada pagi hari ada penambahan 3 perjalanan. Sekarang total jumlah perjalanan KRL di Jabodetabek menjadi 997. Ini sudah on top karena mereka sudah menambah yang dari Bogor juga sudah menambah, yang dari Rangkasbitung ada tambahan perjalanan KRL dan ini tentu sangat membantu," ucapnya.
Lebih lanjut, Syafrin mengatakan, selama penerapan ganjil-genap dalam tiga hari dari 3 Agustus hingga 5 Agustus 2020, volume kendaraan mengalami penurunan sebanyak 4 persen. Sementara, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan umum seperti Transjakarta, MRT, LRT dan KRL meningkat sebanyak 3 persen.
"Untuk volume lalu lintas terjadi penurunan memang rata-rata sekitar 4 persen pada lokasi pantauan, kemudian begitu juga kecepatan dan antrean persimpangan artinya kinerja lalin lebih baik dari sebelumnya yg kedua dari aspek dari layanan angkutan umum terjadi peningkatan jumlah angkutan umum angkanya sekitar 3 persen. Jadi 3 persen ini rata-rata di angkutan umum di Transjakarta, MRT LRT dan KRL. Namun saya sampaikan untuk peningkatan ini sebenarnya masih bisa dicover angkutan umum sebelum ganjil-genap di uji cobakan kemarin," katanya.
Syafrin memastikan, para penumpang transportasi umum kini sudah 100 persen menggunakan masker. Hal itu sesuai dengan hasil survei yang dilakukan terhadap standar pelayanan minimum di tempat transportasi umum
"Survei selama masa pandemi kami survei terus standar pelayanan minimum diantaranya ketersediaan sarana prasarana, hand sanitizer, wastafel. Operator langsung melakukan perbaikan. Masker 100 persen, wastafel 96 persen dan penyiapan hand sanitizer sudah 90 persen," ungkapnya.