Tim kuasa hukum Hadi Pranoto membantah tudingan CEO Cyber Indonesia Muannas Alaidid yang menyebut Hadi Pranoto memanfaatkan konten YouTube Anji untuk memasarkan produk herbal ramuannya. Tim kuasa hukum Hadi membantah itu.
"Kalau kita dari pihak kuasa hukum Pak Hadi memang Pak Hadi bukan berniat untuk menjual. Karena niat beliau untuk membantu masyarakat yang sedang sekarang ini ingin sembuh dari Corona. Ini adalah alternatif," kata kuasa hukum Hadi Pranoto, Angga Busra Lesmana, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Angga mengatakan bahwa ramuan herbal dari Hadi Pranoto tersebut memang tidak dikategorikan sebagai obat. Dia menyebutkan hal tersebut sebagai salah satu upaya alternatif yang dilakukan kliennya guna membantu masyarakat untuk sembuh dari virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menegaskan, bahwa Hadi Pranoto tidak pernah mencoba membangkang terhadap anjuran pemerintah. Menurutnya, kliennya selalu mengikuti tiap kebijakan pemerintah terkait penanganan virus Corona.
"Ini adalah alternatif. Memang bukan obat. Ini adalah alternatif, herbal. Jadi kalau ada dokter untuk patah tulang, ada yang ke dokter, ada yang ke tukang urut. Nah seperti ini alternatif," ujarnya.
"Jadi misalnya pemerintah sudah memberikan vaksin sampai bulan Desember. Kita ikuti pemerintah, tapi kalau ini kan alternatif. Obat-obat herbal ini kan alternatif, jadi kalau buat saya jangan dibuat terlalu berpolemik lah," sambung Angga.
Lebih lanjut Angga mengatakan, terkait keterangan teknis mengenai ramuan herbal tersebut, Hadi Pranoto mengaku siap menjelaskan itu secara memerinci kepada pihak kepolisian jika kliennya dimintai keterangan.
"Jadi kalau permasalahan obatnya seperti apa kita tidak mau terlalu jauh ke sana ya karena biar Pak Hadi sendiri yang menjelaskan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, CEO Cyber Indonesia, Muannas Alaidid, menyebut konten dalam YouTube duniamanji terkait klaim 'obat COVID-19' ini hanya strategi penjualan dari Hadi Pranoto. Menurutnya, Hadi memanfaatkan kondisi pandemi untuk mendongkrak produknya.
"Kemudian modus yang dulu kan dia selama ini jangan-jangan memang ini sebetulnya penjualan produk herbal, tapi modusnya menggunakan temuan seolah-olah sebagai obat COVID. Kalau kita lihat secara utuh sebetulnya kita menangkap ada pesan sebetulnya penjualan produk gitu loh. Tapi mungkin agak malu-malu," kata Muannas kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5/8).