Klaim-klaim Antivirus Corona di RI: Empon-empon Hingga Racikan Hadi Pranoto

Klaim-klaim Antivirus Corona di RI: Empon-empon Hingga Racikan Hadi Pranoto

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 04 Agu 2020 14:42 WIB
Hadi Pranoto menunjukkan ramuan herbal untuk antibodi COVID-19. Ramuan itu disebut mampu tingkatkan antibodi dalam mencegah penyebaran COVID-19.
Hadi Pranoto dan ramuannya. (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)
Jakarta -

Klaim Hadi Pranoto soal obat herbal yang bisa mengobati dan mencegah COVID-19 kini berbuah laporan ke polisi. Obat herbal Hadi Pranoto bukanlah ramuan sensasional pertama yang diklaim mampu menyembuhkan COVID-19. Sebelumnya, sudah ada sejumlah ramuan yang diklaim mujarab menyembuhkan, bahkan mencegah, penyakit itu.

Hadi Pranoto dilaporkan oleh Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya, tertuang dalam laporan polisi Senin (3/8) kemarin. Ramuan Hadi Pranoto menambah daftar panjang racikan-racikan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, sudah ada suplemen herbal dari Unair, ramuan seorang perwira TNI, minuman beralkohol yang ditawarkan kepala daerah, hingga kalung karya Kementerian Pertanian (Kementan).

Berikut adalah rinciannya:

ADVERTISEMENT

1. Empon-empon Nidom

Empon-empon ini adalah karya Prof dr Chairul Anwar Nidom, guru besar biologi molekuler dari Unair. Empon-empon ini terbuat dari jahe, kunyit, sereh, hingga temulawak, mampu menangkal badai sitokin dalam paru-paru.

"Jadi sebetulnya untuk menghadapi saat ini (virus Corona) yang sederhana untuk menekan badai sitokin ada yang namanya kurkumin itu terdapat pada jahe, kunyit, temulawak yang buat bumbu masak dan minuman segar itu yang bisa menghambat badai sitokin," kata Chaerul di Surabaya, Kamis, 6 Februari silam.

2. Nitrico

Dua peneliti senior dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya, Abdul Rahim Tualeka dan M Mufti Mubarok mengaku telah menemukan suplemen antivirus Corona. Suplemen yang diberi nama Nitrico tersebut diyakini mampu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga bisa membantu tubuh melawan virus Corona.

Nitrico ini mengandung nitric oksida yang diklaim mampu melawan virus Corona. Namun mereka tidak mengklaim ini sebagai obat, melainkan suplemen. Nitric oksida merupakan senyawa aktif yang mampu bekerja melawan virus corona yang hanya mempunyai kadar NO sekitar 400. Sehingga dibutuhkan asupan NO yang tinggi dari luar tubuh untuk melawan virus.

"Intinya begini, Corona sebenarnya nitrico-nya kan rendah. Sekitar 400, kemampuan tertingginya virus segitu. Nah, produk kami ini di atas 500. Bahkan kalau diulang-ulang (minumnya) bisa sampai 1.000 ke atas," kata Mufti kepada detikcom, Minggu, 29 Maret lalu.

Dua peneliti senior dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya, Abdul Rahim Tualeka dan M Mufti Mubarok mengaku telah menemukan suplemen antivirus corona. Suplemen yang diberi nama Nitrico tersebut diyakini mampu meningkatkan kekebalan tubuh saat virus masuk.Dua peneliti senior dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya, Abdul Rahim Tualeka dan M Mufti Mubarok mengaku telah menemukan suplemen antivirus corona. Suplemen yang diberi nama Nitrico tersebut diyakini mampu meningkatkan kekebalan tubuh saat virus masuk. Foto: Istimewa


3. Obat Corona Temuan Unair

Unair menemukan lima senyawa obat Corona, berbahan kimia. Bakal calon obat itu disebut lebih kuat dari chloroquine dan avigan. Penemuan lima senyawa ini merupakan hasil riset dari Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati (Biom Unair), yaitu Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih.

"Saat ini kami (Unair) sudah memperoleh lima senyawa, yang menurut hasil riset kami Insyaallah lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan chloroquine dan avigan untuk penanganan Covid-19," kata Rektor Unair Surabaya Prof M Nasih kepada wartawan di Gedung Rektorat, Rabu , 1 April silam.

Kabar terakhir, 8 Mei lalu, bakal calon obat Corona ini sudah melalui uji praklinis di Unair. Obat ini belum diproduksi massal.

4. Bio Nuswa dari Laksma Suradi

Perwira TNI Angkatan Laut (AL) bernama Laksma TNI Dr Suradi mengenalkan ramuan herbal yang diklaimnya ampuh membasmi virus Corona. Ramuan herbal ini diklaim Suradi merupakan hasil kerja keras ahli mikrobiologi Indonesia.

Di BPOM RI, ramuan Laksma Suradi bernama Bio Nuswa, bernomor registrasi TR203636031 dikeluarkan pada 14-4-2020. Namun perlu dicatat, BPOM RI tidak menyebutkan bahwa obat ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan gejala virus Corona. Suradi sendiri menyatakan ini adalah ramuan herbal plus satu persen bahan rahasia. Suradi mengklaim, selama ini dirinya sudah menguji coba ramuan herbal ini untuk masyarakat yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona, dan hasilnya mereka sembuh.

"Secara fisik, saya sendiri dan keluarga setelah mengonsumsi, saya ketemu orang positif pun saya salaman nggak akan nular. Sampai sekarang sehat," kata Dr Suradi yang juga pernah menjabat sebagai mantan Kabiro Umum Bakamla, Senin, 27 April.

Via Vallen, biduan dangdut kenamaan, mengaku keluarganya mendapat manfaat dari obat herbal Suradi. Menurut Via Vallen, ramuan itu menyembuhkan adiknya yang semula terinfeksi virus Corona.

Dr Suradi AS, S.Sos, S.T, MMDr Suradi AS, S.Sos, S.T, MM (ist)

5. Kalung Antivirus Corona

Kalung Antivirus Corona ini sempat bikin sensasi, bahkan pro-kontra. Kalung Antivirus Corona, begitulah tulisan yang tertera di sampul produknya, adalah karya Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan).

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemakaian kalung antivirus ini bisa membunuh virus Corona. Bahan dasarnya adalah Eucalyptus atau sejenis kayu putih.

"Ini sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42% dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80%. Ini ada roll-nya. Kalau kita kena iris pisau, berdarah, kasih ini bisa tertutup lukanya," terang Syahrul di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat, 3 Juli lalu.

Selain kalung, produk antivirus ini juga berupa minyal Eucalyptus yang dikemas dalam bentuk roll on, balsem, dan diffuser oil. Belakangan, Kementan membantah bahwa produk-produk ini adalah Antivirus Corona, meski tulisan di kemasannya berbunyi demikian. Ini adalah jamu saja.

"Ini antivirus tulisan ini karena protoype saja. Tapi ini kita akan menuju ke sana. Jadi ini penyemangat teman-teman peneliti kita, bahwa kita akan menuju ke sana," kata Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry, Senin (7/7) lalu.

Jajaran Kementerian Pertanian mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI. Dalam kesempatan itu Mentan Syahrul Yasin Limpo memakai kalung 'antivirus' Corona.Jajaran Kementerian Pertanian mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI. Dalam kesempatan itu Mentan Syahrul Yasin Limpo memakai kalung 'antivirus' Corona. Foto: Vadhia Lidyana


6. Arak Bali

Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan arak Bali bisa menyembuhkan COVID-19. Supaya manjur, minuman beralkohol ini dicampur dengan jeruk purut dan minyak kayu putih.

"Itu (terapi arak-red) ternyata efektif sekali. Yang baru kena positif, dua hari dilakukan 'treatment' ini, pada hari ketiga negatif dan sembuh," kata Wayan Koster di sela peluncuran Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15036 Tahun 2020 tentang Program Pasar Gotong Royong Krama Bali, di Kediaman Jayasabha, Denpasar, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com dan Antara, Kamis, 23 Juli lalu.

Dia mengklaim tingkat kesembuhan terapi arak Bali ini mencapai 80% terutama untuk mereka yang tanpa gejala. Ada 19 sampel yang dicoba dan hasilnya sebanyak 15 pasien sembuh. Jumlah sampel kemudian terus ditingkatkan hingga mencapai ratusan.

"Jadi 80% sembuh. Saya tenang sekarang. Sekarang misalnya kena, dua hari lagi setelah di-treatment itu pada hari ketiga swab sembuh. Kami pulangkan," tutur Koster.

7. Antibodi Hadi Pranoto

Hadi Pranoto yang disebut penyanyi Anji sebagai dokter dan bergelar profesor itu menjadi bahan perbincangan lantaran mengklaim menemukan obat COVID-19. Dia menyebutnya sebagai antibodi.

"Antibodi ini bisa menyembuhkan dan juga bisa mencegah. Berbeda dengan vaksin. Kalau vaksin itu kan disuntikkan dan kalau ini diminum," ujar Hadi Pranoto dalam video YouTube di kanal milik Anji, dikutip detikcom, Minggu (2/8) kemarin.

Kemenristek menyebut racikan Hadi Pranoto itu sebagai Bio Nuswa, produk yang sama dengan yang diperkenalkan oleh Laksma Suradi. Produknya memang beredar di pasaran, dijual di toko online. Nomor BPOM yang dipasang di e-commerce merujuk ke Bio Nuswa dalam situs Cek Produk BPOM.

"Kemenristek/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Untuk Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) dalam hal ini tidak pernah memberikan dukungan uji klinis obat herbal produksi Bio Nuswa yang diakui oleh Hadi Pranoto telah diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet," kata Kemenristek dalam pernyataan resminya.

Menurut Kemenristek, setiap pelaksanaan uji klinis harus mendapatkan persetujuan pelaksanaan uji klinis seperti oleh BPOM dan ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi Etik.

detikINET pun menghubungi Hadi Pranoto. Dia membenarkan kalau produknya adalah Bio Nuswa. Obat herbal ini pertama kali diperkenalkan oleh Laskma TNI Dr Suradi AS. Menurut Hadi, dia dan Suradi saling mengenal karena memang satu tim.

"Iya memang satu tim. Saya kepala risetnya, Pak Suradi salah satu timnya. Risetnya sudah lama, bukan cuma satu item saja. Kalau didaftarkannya baru 2020," kata Hadi kepada detikINET, Senin (3/8/2020) malam.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam klaim Hadi Pranoto. IDI menegaskan klaim Hadi Pranoto itu membahayakan.

"Ya namanya pembohongan, kan penipuan masyarakat. Dan itu sangat berbahaya sekali. Kalau menyebar luas begitu gimana?" kata Wakil Ketua Umum PB IDI, dr. Slamet Budiarto, saat dihubungi, Minggu (2/8/).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads