Wanita yang sempat mengadang mobil Gubernur Sulsel, Andi Arni Esa Putri Abram (24) bersama mahasiswa menggeruduk Kantor Gubernur Sulsel untuk menuntut pemindahan makam ibunya dari pemakaman khusus COVID-19 di Gowa ke pemakaman khusus keluarga.
Pantauan di lokasi aksi, tepatnya di depan gapura masuk kompleks Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (27/7/2020), tampak massa mahasiswa yang mendukung keluarga besar Andi Ryadi Mappasulle, yang sejak 2 bulan terakhir ingin memindahkan jasad almarhumah istrinya Nurhayani Abram dari pemakaman khusus COVID-19 di Gowa.
Dalam orasinya, Andi Esa sempat berorasi meminta Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah segera menemui pendemo. Dia meminta Nurdin menjelaskan alasan rekomendasi pemindahan makam yang tak kunjung diberikan.
"Kami sebenarnya sudah memenuhi sejumlah prosedur persuratan supaya rekomendasi ini diberikan. Bahkan Komisi E DPRD Provinsi juga sudah bersurat ke bapak Gubernur, tapi sampai saat ini rekomendasi belum diberikan," kata Andi Esa.
![]() |
Sementara itu massa yang semula berunjuk rasa di depan pagar kantor Gubernur, tiba-tiba mengalihkan lokasi unjuk rasa ke badan Jalan Urip Sumoharjo. Arus lalu lintas yang semula padat merayap lantas berubah menjadi tersendat.
"Kami ingin Gubernr Sulawesi Selatan Professor Nurdin Abdullah agar memberi klarifikasi kepada kami di sini, kami tidak mau perwakilan," ucap seorang orator di lokasi.
Diberitakan sebelumnya, Nurhayani Abram meninggal di RS Bhayangkara Polda Sulsel pada Jumat (11/5/2020). Saat itu, almarhumah divonis berstatus PDP Corona sehingga dimakamkan dengan protokol COVID-19, meski pihak keluarga saat itu menolak pemakaman dengan protokol COVID.
Belakangan pihak keluarga meminta jasad Nurhayani Abram dipindahkan dari makam khusus COVID-19 karena hasil tes swab terhadap almarhumah negatif COVID-19 dan disebut meninggal karena stroke.
(nvl/nvl)