Apa Jadinya Jika Gibran Lawan Kotak Kosong di Pilkada? Ini Kata PDIP

Apa Jadinya Jika Gibran Lawan Kotak Kosong di Pilkada? Ini Kata PDIP

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Jumat, 24 Jul 2020 19:56 WIB
PDIP merilis hitung suara di TPS dengan tim internal. Hasilnya, Jokowi-Maruf Amin memperoleh 63% dan Prabowo-Sandiaga memperoleh 37%.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

PDIP menjawab prediksi jika nantinya Gibran Rakabuming Raka akan berhadapan dengan kotak kosong di Pilkada Solo. Melawan kotak kosong dinilai PDIP juga sebuah bagian dari demokrasi yang sehat.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto awalnya menjelaskan soal banyaknya dukungan dari parpol lain kepada Gibran maupun calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono, yang juga diusung PDIP. Hasto menilai dukungan itu sebagai tanda kepemimpinan keduanya bisa diterima.

"Jadi, ketika Mas Gibran maupun Mas Dhito mendapatkan dukungan yang besar dari partai politik yang lain, itu artinya kepemimpinannya menyatukan. Artinya, kepemimpinannya diterima, sehingga partai yang lain memberikan dukungan. Dan dengan banyaknya dukungan, inilah yang dinilai positif oleh PDI Perjuangan, justru tidak menyurutkan langkah-langkah Mas Dhito dan Mas Gibran untuk terus-menerus turun (ke lapangan)," kata Hasto dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Justru dengan banyak dukungan itu menunjukkan sebagai tantangan untuk menampilkan suatu model kepemimpinan yang benar-benar mewakili seluruh harapan dari masyarakat, di mana mereka berdua akan mewakilinya. Justru mereka membuat semakin bekerja keras menjadi motivasi," imbuhnya.

Hasto lalu berbicara tentang proses pemilihan yang sudah diatur. Menurutnya, Mahkamah Konstitusi telah menyatakan opsi kotak kosong dimungkinkan jika ada calon tunggal yang kuat.

ADVERTISEMENT

"Toh kemudian, kalau ditinjau dari proses election-nya, Mahkamah Konstitusi telah mengatur, ketika ada kecenderungan seseorang menjadi calon tunggal karena basis legitimasinya cukup kuat, maka tetap masyarakat diberi opsi adanya kotak kosong. Jadi itu juga sebuah proses demokrasi yang sehat," ujar Hasto.

Selain itu, Hasto mengatakan Gibran dan Dhito telah berusaha merebut hati masyarakat bahkan sebelum mendapatkan rekomendasi dari partai. Menurutnya, hal itu merupakan proses seseorang menjadi pemimpin.

"Mas Dhito memilih ke lapangan dulu, 'biarlah kami ke lapangan dulu, kami bekerja untuk rakyat, kami merasakan aspirasi dan harapan dari masyarakat'. Demikian pula Mas Gibran. Mas Gibran masuk-keluar kampung dan kemudian mendapatkan respons, dan respons itu beragam. Tetapi ini justru merupakan bagian dari proses penggemblengan calon-calon pemimpin tersebut. Baik yang pro maupun kontra itu adalah dialektika, yang proses seseorang untuk menjadi pemimpin," ucap Hasto.

(azr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads