Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto meninjau simulasi pemungutan suara Pilkada 2020 di kantor KPU, Jakarta Pusat. Yuri kemudian mengkritisi penggunaan tinta oles pada simulasi itu
Pantauan detikcom pada Rabu (22/7/2020) sekitar pukul 09.28 WIB, Yuri bersama jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menghadiri simulasi pemungutan suara di kantor KPU pusat. Mereka memperhatikan penerapan protokol kesehatan di dalam tempat pemungutan suara (TPS).
Sesampai di bagian pemberian tinta, Yuri melihat petugas membasahi satu jari pemilih dengan tinta yang dioleskan dengan kuas. Hal ini berbeda dari pemilu sebelumnya. Dulu pemilih hanya mencelupkan jari ke dalam tinta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat ini, Yuri pun menyarankan sebaiknya petugas tetap memakai metode tinta celup. Sebab, ia mengungkapkan, virus Corona tidak tertular melalui kulit, melainkan droplet.
"Penularannya lewat droplet, virus tidak akan menular lewat kulit. Nah, itu dari awal kita simulasikan. Dari awal sudah kita jelaskan supaya kita nggak perlu masang alat, masang alat nanti akan makin banyak orang. Saran saya sih begitu," kata Yuri di KPU pusat, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2020).
Tonton video 'Kemenkes Bolehkan Tinta Celup Jari di Pilkada 2020':
Dalam peninjauan itu, jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku pun menyoroti penggunaan sarung tangan plastik saat proses pemilihan suara. Ia mengatakan lebih baik petugas mengarahkan untuk cuci tangan dengan baik daripada menggunakan sarung tangan.
"Itu nggak perlu pakai sarung tangan plastik. Jadi cara cuci tangan yang benar, cuci tangan di sana dan di luar itu betul bersih," jelas Wiku.
Atas hal ini, komisioner KPU RI Ilham Saputra mengatakan pihaknya menerima saran yang diajukan oleh Kemenkes dan Satgas Penanganan COVID-19. Hal ini pun akan menjadi kajian ke depannya.
"Tidak ada hubungan antara tinta yang dicelup banyak orang dengan penyebaran COVID-19 karena kita pahami kekhawatiran orang masukkan ke tinta. Dengan penjelasan tadi, kita jadi paham bahwa itu tidak jadi media penularan COVID. Soal sarung tangan, sarung tangan akan buang limbah yang banyak. Sarannya, cuci tangan yang benar, proses penyerahan C6 tidak saling dipegang petugas-pemilih, bagaimana mekanismenya agar tidak menyentuh," jelas Ilham.
Ilham mengatakan masukan itu akan dikaji secara mendalam, sehingga akan diputuskan apakah akan digunakan pada pilkada nanti.
"Tapi sekali lagi ini baru masukan, kita akan mengkaji lagi bagaimana mekanisme yang tepat untuk kita gunakan pemungutan hari-H di masa pandemi COVID-19 ini," sambungnya.