Video kawanan pesut muncul di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, viral di media sosial. Kawanan pesut muncul kembali di Sungai Mahakam sejak April lalu.
Dalam video yang beredar, tampak kawanan pesut muncul di permukaan Sungai Mahakam. Mereka berlompatan dan masuk kembali ke dalam air.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pela, Alimin, mengatakan pesut Mahakam kembali muncul setelah sempat menyingkir ke sungai-sungai kecil akibat kerusakan Sungai Mahakam. Salah satunya di Sungai Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sekitar 20 pesut di Sungai Pela, yang merupakan anak Sungai Mahakam. Kawanan pesut itu selalu muncul ke permukaan dalam 4 bulan terakhir.
"Ada 20 individu yang sering muncul ke permukaan, 3 di antaranya balita, dan ini sudah berlangsung selama 4 bulan terakhir," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pela, Alimin, kepada detikcom, Selasa (21/7/2020).
![]() |
Sungai Pela merupakan salah satu habitat pesut Mahakam. Jadi wajar jika kerap muncul di lingkungan perumahan warga.
Meski bentuk tubuh menyerupai lumba-lumba, pesut Mahakam tidak seakrab lumba-lumba. Pesut selalu menjaga jarak dengan kehadiran manusia.
Pesut Mahakam hidup dengan berkelompok dan setiap waktu tertentu muncul di sekitar Danau Melintang, Danau Semayang, dan Danau Maninjau untuk mencari makanan.
"Mereka selalu berkelompok untuk mencari ikan di 3 danau itu, apalagi saat saat musim hujan seperti saat ini, karena jika musim panas danau ini berubah menjadi lahan pertanian," kata Alimin.
Pesut Mahakam memiliki nama Latin Orcaella brevirostris. Mengutip laman resmi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, pesut Mahakam merupakan satu-satunya lumba-lumba air tawar yang dimiliki Indonesia.
Pesut Mahakam disebut punya ciri-ciri fisik berupa warna kulit keabu-abuan dan pucat, bentuk kepala membulat dan tidak terdapat moncong panjang, serta sirip punggung kecil berbentuk segitiga dan agak membulat di ujungnya. Makanannya adalah ikan-ikan kecil.
Namun sayang, kini kemunculan pesut Mahakam makin jarang. Hal ini disebabkan status keberadaan hewan ini semakin kritis. Sebab, terjadi penurunan kualitas habitat akibat aktivitas manusia.
Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya serta PP Nomor 7 Tahun 1999, pesut Mahakam merupakan jenis satwa dilindungi.