Cekcok petugas gabungan dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemkot Makassar H Jamain karena tidak memakai masker berujung permintaan maaf. Jamain mengaku khilaf.
Keributan antara Jamain dan petugas yang menegakkan aturan protokol kesehatan terkait COVID-19 itu terjadi di wilayah perbatasan Gowa-Makassar, tepatnya di Jalan Minasari, Kecamatan Rappocini, pada Minggu (19/7) lalu. Kejadian tersebut terekam video dan kemudian viral di media sosial.
Dalam video viral itu, terlihat seorang pejabat, yang belakangan diketahui sebagai Jamain, ribut dengan petugas di pos penjagaan. Dia tampak tak terima saat ditegur petugas karena tak memakai masker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janganmi, saya dekat sini ji," kata dia dalam video tersebut.
Petugas lantas meminta Jamain untuk kooperatif. "Kooperatif Pak, duduk maki (silakan duduk)," ujar salah seorang petugas.
Namun Jamain masih tampak ngotot kepada petugas. "Saya belum lewat, Pak, jadi tadi saya mutar," ujar Jamain dalam video tersebut.
Peristiwa itu dibenarkan oleh Ketua Satgas Penegakan Disiplin Gugus Tugas COVID-19 Makassar. Tim Gugus Tugas juga sudah memanggil Jamain untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut.
"Saya sudah minta penjelasan kepada beliau kronologinya. Saya juga minta dia menjelaskan secara langsung kepada media bahwa dia tidak memakai masker, ditahan bahwa dia ternyata baru kembali ambil rumahnya dekat sekali dengan posko (pemeriksaan), tapi itu kita tidak benarkan," kata M Sabri dalam keterangannya, Senin (20/7/2020).
Kepala Kesbangpol Makassar Ngaku Khilaf Cekcok Gegara Tak Pakai Masker:
Sabri menyesalkan adanya cekcok petugas dengan pejabat Pemkot Makassar karena tak menggunakan masker. Terlepas dari itu, Sabri menyebut kejadian itu hanya salah paham.
"Sekali lagi kita harus tegaskan semuanya harus memakai masker terlebih pejabat di Pemerintah Kota. Kedua kesalahpahaman secara teknis di lapangan yang terjadi. Saya pun menyayangkan itu, walaupun saya sudah minta penjelasan ke beliau," imbuhnya.
Jamain pun angkat bicara. Dia menceritakan awal mula dirinya cekcok dengan petugas.
"Jadi kronologi kemarin Ahad sore saya antar ibu ke pasar untuk membeli keperluan rumah tangga, di perjalanan ada posko saya lewati. Begitu ada posko saya lewati, saya cari masker di mobil dan tidak ada, saya putar balik," kata Jamain dalam keterangannya, Senin (20/7).
Jamain kemudian meminta seseorang mengambilkan masker. Jamain pun menunggu sambil memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.
"Saya kasih berhenti mobil di pinggir jalan karena tidak bawa masker jadi saya tidak turun. Padahal kalau saya turun saya disuruh tanda tangan pernyataan (tidak mengulangi tidak pakai masker). Saya tidak turun karena tidak pakai masker, begitu datang yang bawa masker, baru saya turun," ujarnya.
Namun rupanya Jamain, yang sudah memakai masker saat turun dari mobil, tetap diminta meneken pernyataan tidak mengulangi tidak menggunakan masker. Jamain pun menolak lantaran sudah mengenakan masker. Keributan pun tak terelakkan.
"Saya tidak pernah melawan petugas, saya menjelaskan kenapa saya harus tanda tangan padahal saya pakai masker mi, kata petugas saya tidak tahu aturan. Justru tahu adanya aturan ini maka itu saya tidak lewat di posko, baru saya liat ada posko ada pemeriksaan saya mutar, pas saya mutar ditahan mobil," jelasnya.
Jamain mengaku tidak pernah mau sengaja melawan petugas yang menegakkan aturan soal protokol kesehatan. Dia pun meminta maaf.
"Saya tidak pernah melawan petugas, cuman kenapa saya harus tanda tangan padahal akhirnya saya sudah pakai masker. Saya minta maaf, dalam hal ini saya khilaf, karena biasanya ada masker di mobil eh ternyata tidak ada," terangnya.
"Saya tidak pernah mau sengaja melawan petugas dan tidak pakai masker kalau keluar, makanya saya tidak keluar dari mobil karena saya tidak pakai masker," tambahnya.