Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara: Curah Hujan hingga Alih Fungsi Lahan

Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara: Curah Hujan hingga Alih Fungsi Lahan

Danu Damarjati - detikNews
Minggu, 19 Jul 2020 15:27 WIB
Foto udara kondisi Kota Masamba yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.
Ilustrasi banjir bandang di Luwu Utara. (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)
Jakarta -

Banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan telah mengakibatkan puluhan orang tewas dan ribuan orang mengungsi. Penyebab banjir ini adalah hujan, faktor geologi, dan alih fungsi lahan.

Hal ini disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran langsung kanal YouTube, Minggu (19/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua hari lalu, Kepala BNPB bersama rombongan menghadiri ke lokasi, ke kawasan Luwu Utara, beliau menyampaikan ada tiga hal yg cukup penting mengapa banjir bandang Luwu Utara ini terjadi," kata Pusat Data Informasi dan Komunikasi Publik BNPB, Raditya Jati.

Penyebab pertama adalah curah hujan cukup tinggi. Kedua, peralihan fungsi lahan. Ketiga, sejarah patahan bumi yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu melemah sehingga mudah longsor.

ADVERTISEMENT

Raditya memaparkan gambar soal alih fungsi lahan di kawasan Luwu Utara. Gambar yang dia tampilkan adalah potret dari udara, menyoroti wilayah sekitar Bandara Andi Djemma.

Pada 9 April 2017, belum ada galian di titik yang dia sorot. Tanahnya masih berwarna hijau. Kemudian pada 30 Oktober 2019, mulai muncul galian seluas kurang lebih 60 ha. Pada 30 Agustus 2019, galian tersebut masih ada.

Selanjutnya, pada 14 Oktober 2019, galian itu sudah ditutupi oleh vegetasi. Namun pada saat yang sama, muncul lagi galian baru di dekatnya seluas 26 ha.

Banjir bandang Luwu Utara. (Tangkapan Layar YouTube BNPB Indonesia)Banjir bandang Luwu Utara. (Tangkapan Layar YouTube BNPB Indonesia)

Tonton video 'Video Animasi Proses Banjir Bandang di Luwu Utara':

Kepala Bidang Analisis Varibilitas Iklim BMKG, Indra Gustari, memaparkan bahwa Luwu Utara termasuk salah satu dari 30% daerah Indonesia yang masih mengalami hujan saat 60% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan bahwa hujan lebat mengguyur Luwu Utara pada 12 Juli dan 13 Juli.

Banjir bandang itu datang pada 13 Juli 19.30 WITA. Sebenarnya, curah hujan yang menyebabkan Luwu Utara terendam banjir bukan hanya curah hujan pada tanggal itu saja, melainkan juga curah hujan pada hari-hari sebelumnya.

Kepala Pusat Penginderaan Jarak Jauh LAPAN, Rokhis Khomaruddin memaparkan adanya perubahan tutupan lahan yang terlihat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Balease, Rongkang, dan Amang San Ang. Di kawasan itu, ada penurunan hutan primer sekitar 29 ribu ha.

Terdeteksi pula lewat citra Landsat pada 2010 dan 2020, adanya peningkatan pertanian lahan basah sekitar 10.595 ha dan peningkatan lahan perkebunan seluas 2.261 ha.

"Secara daya dukung lingkungan, perubahan tutupan lahan ini masih bukan faktor utama penyebab bencana banjir yang terjadi," kata Rokhis.

Banjir bandang Luwu Utara. (Tangkapan Layar YouTube BNPB Indonesia)Banjir bandang Luwu Utara. (Tangkapan Layar YouTube BNPB Indonesia)

Selain karena alih fungsi lahan dari hutan ke non-hutan, banjir ini juga dipengaruhi curah hujan dan longsor longsor kawasan Rongkang, Rada, dan Masamba.

Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto, menjelaskan kontribusi kestabilan lereng yang terganggu sejak jauh-jauh hari sebelum banjir terjadi.

Rekomendasi PVMBG, pertama, batasi permukiman di jalur sungai dan membatasi wilayah-wilayah di mulut lembah. Kedua, tanami tanaman berakar kuat untuk mencegah erosi.

Halaman 2 dari 2
(dnu/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads