Hingga sore hari ini, sejumlah orang dilaporkan meninggal dunia dan 46 orang hilang.
"Sedangkan data sementara dari Tim SAR gabungan di bawah kendali Basarnas sore ini mencatat 10 meninggal dunia, 10 warga berhasil diselamatkan dan 46 lainnya masih dalam pencarian. Kesepuluh korban luka-luka tersebut dirujuk ke RSUD Masamba," kata Jati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakannya, melihat potensi ancaman banjir bandang, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang memiliki bahaya kategori sedang hingga tinggi untuk bencana banjir bandang.
"Sebanyak 11 kecamatan berada pada kategori tersebut. Jumlah populasi terpapar bahaya banjir bandang mencapai 23.402 jiwa," sebutnya.
Sementara itu, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 22 kabupaten yang berada pada kategori sedang hingga tinggi untuk potensi bencana banjir bandang. Jumlah populasi terpapar pada sejumlah kabupaten tersebut mencapai 281.724 jiwa.
Berdasarkan pantauan BPBD setempat, cuaca pada Selasa (14/7) masih mendung di hulu sungai. Prakiraan BMKG berdasarkan dasarian II - III Juli dan I Agustus 2020 masih menunjukkan curah hujan pada kategori menengah hingga tinggi.
Dalam kesempatan yang terpisah, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indrian mengatakan ada sebelas orang yang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang.
"Sampai saat ini kami belum bisa sampaikan berapa totalnya warga yang hilang, karena teman-teman ini masih keliling mendata. Tadi ada yang sampaikan ada 10, ada yang sampaikan 7. Jadi masih masing-masing keluarga saja yang melaporkan. Kami belum bisa dapat data yang valid berapa total warga yang hilang. Kalau yang meninggal sementara ini laporan masuk sudah ada 11 orang," ujarIndah Putri Indriani kepada detikcom, Selasa (14/7).
Indah mengatakan banjir terjadi sejak pukul 19.00 Wita malam tadi. Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga Sungai Masamba meluap.
"Ini disebabkan beberapa anak sungai di daerah atas (Masamba), kami biasa sebutnya dengan Sungai Masamba. Ini kan Sungai Masamba pertemuan beberapa anak sungai," jelasnya.
(tfq/knv)