Pakar Epidemiologi: Penyebaran Corona Beresiko Lebih Tinggi di Ruang Tertutup

Pakar Epidemiologi: Penyebaran Corona Beresiko Lebih Tinggi di Ruang Tertutup

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Sabtu, 11 Jul 2020 12:28 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan penyebaran virus Corona (COVID-19) justru lebih tinggi risikonya di ruangan tertutup yang memiliki sirkulasi yang buruk. Bahkan dia menyebut rumah pribadi juga menjadi salah satu tempat penularan virus Corona.

"Kalau droplets itu bisa langsung jatuh ke lantai, dan ini yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan. Dan itu dimungkinkan kalau di dalam ruangan yang sirkulasinya atau ventilasinya buruk," kata Pandu dalam diskusi Polemik bertajuk 'COVID-19 dan Ketidaknormalan Baru' yang disiarkan dalam YouTube MNC Trijaya pada Sabtu (11/7/2020).

Menurut Pandu, masyarakat harus terus waspada karena ruang tertutup juga memiliki potensi dalam meneyebarkan virus Corona. Tak hanya di dalam gedung, menurutnya, rumah yang memiliki ventilasi buruk juga berisiko menjadi tempat penularan COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, itu yang harus kita waspadai bahwa di ruang tertutup itu risiko lebih tinggi daripada di ruang terbuka. Tempat tinggal pribadi juga bisa. Kalau tempat tinggal pribadi close gitu, semua pake pendingin dan tidak ada ventilasi, kalau 1 orang keluarga kena ya bisa 1 keluarga kena," ucap Pandu.

Pandu pun menyarankan agar gedung-gedung melakukan evaluasi terhadap kondisi sirkulasi udara masing-masing. Menurutnya, masyarakat juga harus selalu mengenakan masker saat berada di ruangan tertutup.

ADVERTISEMENT

"Jadi kita harus evaluasi gedung-gedung kita apalagi yang cuma AC-nya itu membobol dinding dan pasang AC kayak AC zaman dulu ya. Dan juga banyak. Ruang sidang, DPR. Itu bisa. Semua harus dicek sistem pendinginan sirkulasi dijaga. Dan kalau perlu kalau harus sidang di ruangan ya menggunakan masker," ujar Pandu.

Pandu kemudian mengimbau masyarakat agar selalu waspada di masa pandemi COVID-19 ini. Dia meminta masyarakat agar selalu mengevaluasi setiap respons terkait penanganan virus Corona guna menekan penyebaran penularan COVID-19.

"Waspada. Sebenarnya kita harus waspada. Kita tidak boleh lengah dan tidak boleh main-main sama virus. Dalam respons pandemi ini harus benar-benar serius. Setiap langkah-langkah detil itu harus diperhatikan. Sampai Langkah-langkah besar juga harus dievaluasi ulang. Ini kan dalam perjalanan respons pandemi ini kita harus selalu mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan sehingga jauh lebih efektif dan jauh lebih berdampak menekan penularan," ujar Pandu.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini memperbarui pedoman terkait rute penularan Corona, penyebaran virus Corona COVID-19 disebut bisa terjadi lewat udara atau airborne di ruangan tertutup. Selain mencuci tangan dan menjaga jarak, ventilasi yang baik harus diperhatikan.

Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menjelaskan, penularan lewat udara atau airborne menyebar karena ukuran droplet lebih kecil atau disebut dengan microdroplet. Ukuran microdroplet bahkan hampir mirip dengan ukuran virus Corona sendiri

"Itu kan kalau droplet biasa lebih besar daripada ukuran virus biasa, ini kalau microdroplet itu kecil banget udah kaya seukuran virus itu sendiri sehingga dia bisa berterbangan sampai jauh," jelas dr Erlang saat dihubungi detikcom, Jumat (10/7).

Halaman 2 dari 2
(maa/maa)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads