Hilang Sejak 1994, Ikan Napoleon Muncul Lagi di Perairan Sumbar

Hilang Sejak 1994, Ikan Napoleon Muncul Lagi di Perairan Sumbar

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Kamis, 02 Jul 2020 14:45 WIB
Ikan Napoleon muncul lagi di perairan Sumbar.
Ikan Napoleon muncul lagi di perairan Sumbar. (Dok. Loka Kawasan Konservasi Peraitan Nasional (LKKPN) Pekanbaru)
Pekanbaru -

Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) yang berstatus dilindungi terbatas menghilang sejak 1994 di perairan Sumatera Barat (Sumbar). Kini, tahun 2020, ikan langka tersebut muncul kembali.

"Itu kami kan pengelola kawasan konservasi taman wisata perairan Pieh di Sumatera Barat. Kami tiap tahunnya ada kegiatan monitoring kondisi terumbu karang. Dalam monitoring tersebut, yang dilihat tutup karang, ikan karang dan mega bentos," kata Kepala Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru, Fajar Kurniawan kepada detikcom, Kamis (2/7/2020).

Fajar menjelaskan, sepekan yang lalu, pihaknya memonitor 14 titik di taman wisata perairan Pieh, Sumbar. Dalam monitoring tersebut, ditemukan ikan napoleon di dua titik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini, dulu terakhir ikan ini ditemukan tahun 1994-1995 baik anaknya dan besarannya. Setelah kawasan ini kami konservasi kami kelola terumbu karangnya semakin membaik, nah ini ditemukan lagi di 2020," kata Fajar.

Dia menjelaskan, ikan tersebut berasosiasi dengan terumbu karang. Jika karangnya kondisi baik dengan sendirinya akan kembali dan bisa membesar dan hidup kembali di lokasi terumbu karang yang baik.

ADVERTISEMENT

"Status ikan ini dilindungi terbatas. Kalau dilindungi terbatas itu ukuran yang bisa diambil itu tertentu saja," kata Fajar.

Selain terbatas, Fajar menjelaskan, periodenya juga diatur tertentu. Karena ikan ini ada ancaman kepunahan sehingga statusnya dilindungi secara terbatas. Dalam CITES jenis ikan napoleon masuk dilindungi terbatas dan sudah diatur di peraturan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 37 tahun 2013.

"Jadi ya kami juga mengelola kawasan serupa di Anambas. Ini juga sama bisa dimanfaatkan tapi terbatas. Kuotanya sendiri bisa diambil berapa itu ditentukan oleh kawan di LIPI yang menentukan," katanya.

Menurutnya, ikan napoleon yang di Anambas Provinsi Kepri, sifatnya dalam pengelolaan pembesaran. Itu juga dalam pengelolaannya juga dibatasi sesuai dengan populasinya di alam.

Terkait penyebab hilangnya ikan napoleon di perairan Sumbar, kata Fajar, dulunya sempat marak aktivitas ilegal fishing.

"Zaman dulu sebelum dikelola, sebelum kami masuk 2009 marak ilegal fishing di situ. Jadi nangkepnya pakai bom, potas, sehingga terumbu karangnya hancur," kata Fajar.

Dengan hancurnya terumbu karang, sambung Fajar, maka dengan otomatis ikan akan meninggalkan lokasi tersebut. Ikan di lokasi itu bisa saja mati, punah, atau berpindah.

"Sejak 2009, kawasan ini kan di konservasi, dilindungi, kami ada pembatasan-pembatasan pemanfaatan di sana dan kami awasin juga, sehingga trennya terumbu karang semakin baik gitu," kata Fajar.

Dia menjelaskan, ada kejadian pada 2016 soal kenaikan suhu permukaan air laut saat pemanasan global. Kondisi fenomena alam tersebut membuat terumbu karang menjadi memutih.

"Nah ini sudah naik lagi karena dijagain. Kalau fenomena alam kan nggak bisa dicegah. Tapi kalau yang tadi pengeboman dan penggunaan hal-hal yang merusak itu bisa kita cegah, kalau alam ini tidak bisa kita cegah," katanya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads