Lagu Yamko Rambe Yamko: Diduga Bahasa Swahili hingga Tak Diakui Dewan Seni

Round-Up

Lagu Yamko Rambe Yamko: Diduga Bahasa Swahili hingga Tak Diakui Dewan Seni

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 01 Jul 2020 08:48 WIB
Pertunjukan seni budaya memeriahkan HUT ke-47 Korpri di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (29/11/2018). Salah satunya adalah tarian asal Papua.
Tarian Papua yang ditampilkan dalam HUT ke-47 Korpri di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 29 November 2018. (Rengga Sancaya/detikcom)
Jayapura -

Lagu 'Yamko Rambe Yamko' ramai dibahas setelah disebut bukan berasal dari Papua. Lagu ini dikaitkan dengan bahasa Swahili yang digunakan sejumlah negara Afrika.

Mesin penerjemah bahasa milik Google (Google Translate) mendeteksi secara otomatis lirik dalam lagu ini dengan bahasa Swahili. Namun benarkah demikian?

Kepala UPT Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Papua Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Dessy Polla Usmani mengatakan kesamaan bahasa bisa saja terjadi. Sebab, persebaran manusia pastinya membawa persebaran bahasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau menurut saya, persebaran manusia kan dari sana, kenapa nggak? Iya kan maksudnya, persebaran manusia itu kan ada asal-usulnya, ada bahasa yang dibawa selain dari kebiasaan-kebiasaan lain seperti peninggalan-peninggalan berupa lukisan dinding, dan lain-lain," kata Dessy saat dihubungi detikcom, Selasa (30/6/2020).

Dia mengatakan masih ada kemungkinan kesamaan sejumlah kata antarnegara sekalipun jaraknya jauh. Dia juga mengaku pernah bertanya kepada profesor bidang arkeolog soal manusia Indonesia dahulu kala.

ADVERTISEMENT

"Iya persebaran manusia kan dulu, otomatis bahasa juga pasti kan ikut, mungkin satu-dua kata ada, kenapa nggak? Seperti ini kan menurut salah seorang arkeolog, saya nanya, 'Pak, ini dulu sebenarnya orang Indonesia bagaimana sih', hitam semua, gitu," ujarnya.

Tangkapan layar Google translate soal deteksi bahasa Yamko Rambe YamkoTangkapan layar Google translate soal deteksi bahasa Yamko Rambe Yamko. (Screenshot)

"Karena persebaran manusia, kenapa nggak, orang Jawa di Suriname mereka pakai bahasa Jawa kan," imbuhnya.

Dia mengatakan bahasa-bahasa di Papua banyak berkurang penuturnya. Dari 300-an bahasa, saat ini tersisa 200-an. Namun sejauh ini, kata Dessy, ada dua pengaruh bahasa dalam lagu 'Yamko Rambe Yamko'.

"Bahwa di dalam lagu ini terdapat dua bahasa, bahasa yang dipengaruhi bahasa-bahasa Austronesia dan bahasa-bahasa Papua, sehingga terdapat kata-kata yang tidak dimengerti oleh orang penutur Austronesia dan bahasa-bahasa Papua, karena ini menggabungkan keduanya. Kami masih berusaha terus," ujarnya.

Dia tidak sepakat jika langsung disimpulkan bahwa lagu itu bukan dari Papua. Pihaknya masih meneliti asal-muasal bahasa di lagu 'Yamko Rambe Yamko'. Dessy percaya karena lagu tersebut ada yang menyanyikan, maka ada penutur bahasa tersebut.

"Seperti ade, ade dalam bahasa Lembah Baliem, dalam bahasa-bahasa pegunungan itu artinya kan noken, pegangan, atau kantong. Seperti ko dalam bahasa biak 'kita'. Jadi kan dua bahasa ini disatukan dalam satu nyanyian itu. Kemungkinan yang mengarang ini dia memiliki dasar pemikiran untuk menyatukan berbagai bahasa itu di dalam satu nyanyian," ujarnya.

Tonton video 'Lagi Viral! Yamko Rambe Yamko Bukan Lagu dari Papua?':

Tak Diakui Dewan Kesenian Papua

Seniman Papua yang juga Dewan Kesenian Papua, Nomensen Membrako, serta beberapa orang mengatakan sudah mendiskusikan lagu 'Yamko Rambe Yamko'. Ada orang bilang lagu itu asal Merauke, tapi kata-kata di lagu itu tidak menggambarkan bahasa Merauke.

"Sudah dua kali kami diskusikan lagu itu, tapi lagu itu, dulu orang bilang asal Merauke, tapi konotasinya, kata-katanya sama sekali tak menggambarkan satu bahasa lokal di Merauke. Jadi kami Dewan Kesenian berkesimpulan bahwa lagu 'Yamko Rambe Yamko' itu bukan lagu dari Papua. Sementara data di kami begitu," kata Nomensen Membrako saat dihubungi, Selasa (30/6/2020).

Nomensen mengaku tidak tahu asal-usul bahasa lagu 'Yamko Rambe Yamko'. "Lagu ini kita belum tahu sesungguhnya lagu ini berasal dari mana, kami dewan kesenian sudah minta untuk telusuri lagu itu, tapi itu bukan bahasa Merauke," imbuhnya.

Menurut musisi Papua lainnya, Mechu Imbiri, lagu itu bukan lagu Papua. Semua lagu asal Papua bisa diartikan, tapi lagu 'Yamko Rambe Yamko' tidak ada artinya dalam bahasa Papua. Dia mengaku sudah bertanya kepada warga Biak hingga Wamena, tapi tidak ada bahasa seperti di lagu itu.

Foto Tangkapan layar cuitan soal lagu Yamko Rambe Yamko.Tangkapan layar cuitan soal lagu 'Yamko Rambe Yamko'. (Foto: Istimewa)

"Waktu saya di Jakarta saya pernah nyanyikan lagu itu, lalu orang tanya itu lagu Papua saya bilang tidak, katanya lagu dari Genyem, tapi saya tanya orang Genyem mereka bilang tidak," ujar Mechu saat dihubungi terpisah.

Mechu mengatakan lagu itu tidak bisa dibuktikan sebagai lagu Papua. Bahkan Mechu mempersilakan jika ada daerah lain di luar Papua yang mengklaim lagu itu. Menurutnya, Papua tidak akan merasa kehilangan karena memang bukan lagu Papua. Katanya, jika itu lagu Papua, pasti ada orang yang tahu bahasanya. Lagu ini sering diperdengarkan pada 1970-an dinyanyikan saat paduan suara.

"Lima bulan lalu pernah saya pertanyakan lagu ini melalui Facebook (FB) siapa yang pertama menyanyikan lagu ini, apa artinya dan dari daerah mana tidak ada yang bisa jawab. Dan arti lagu itu tidak bisa diterjemahkan dalam salah satu bahasa di Papua. Kalau diterjemahkan ke Google, Google sembarang ngarang aja," ujarnya.

"Ini saya dengar waktu saya berusia 6 tahun, sekarang saya 67 tahun. Jadi 61 tahun lalu Ibu Sopi Patty (alm) dinyanyikan dalam Paduan Suara," imbuhnya.

Dia mengatakan dulu waktu Sukarno ke Papua, lagu ini dinyanyikan untuk menyatukan orang-orang Papua. Tapi setelah sekarang ditelusuri, tidak ada bahasa Papua seperti itu.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads