Lagu Yamko Rambe Yamko Jadi Kontroversi, Ini Analisis Etnomusikolog

Lagu Yamko Rambe Yamko Jadi Kontroversi, Ini Analisis Etnomusikolog

Haris Fadhil - detikNews
Senin, 29 Jun 2020 15:39 WIB
Peta Papua
Ilustrsai Papua (Foto: Screenshot google maps)
Medan -

Lagu Yamko Rambe Yamko sedang ramai dibahas usai asal muasal bahasanya dipertanyakan. Akademisi Etnomusikologi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Irwansyah, punya analisis sendiri soal asal muasal lagu tersebut.

Irwansyah awalnya menjelaskan soal perspektif etnomusikologi dalam melihat suatu karya. Suatu karya, menurutnya, bisa dilihat berdasarkan teks dan konteks.

"Kalau dalam perspektif etnomusikologi kita melihat ada istilah teks dan konteks. Teks itu berisi bisa kebudayaan bisa teks itu sendiri makna harfiah, kata-kata. Kemudian kalau konteks, itu kita bisa lihat konteks dalam lokalnya kemudian konteks di luarnya. Biasanya ada istilah budaya yang diadopsi, dipinjam segala macam dimasukkan ke dalam budaya sendiri dan dijadikanlah budayanya. Itu ilustrasinya, misalnya di Melayu itu biola menjadi alat musik yang penting, kita bisa tahu biola itu tradisi Eropa gitu kan, tapi orang Melayu itu sudah merasa itu bagian dari ekspresi kebudayaan musiknya," ucap Irwansyah, Senin (29/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irwansyah kemudian mulai membahas soal lagu Yamko Rame Yamko dari sisi teks. Dia menilai dari sisi bahasa, lagu tersebut identik dengan Papua.

"Yamko Rambe Yamko, jadi itu bisa kita lihat dari teksnya sendiri. Bahasa, 'Hee yamko rambe yamko' itu sudah pasti bahasa Papua kan. Secara lirik dia sudah pasti, otentik dia miliknya Papua, orang Papua," ucap Irwansyah.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, Irwansyah menilai masih perlu penelitian lebih lanjut soal bahasa Papua mana yang digunakan dalam lirik lagu Yamko Rambe Yamko. Alasannya, ada banyak suku dan bahasa berbeda di Papua.

Irwansyah mencontohkan soal lagu 'Selayang Pandang' yang dikenal dari Melayu. Namun, dia mengatakan Melayu juga punya banyak dialek berbeda. Menurutnya, hal ini juga terjadi terhadap lagu 'Yamko Rambe Yamko' yang kini lagi ramai dibahas.

"Misalnya katakanlah melayu, kita tahu betul lagu Selayang Pandang, wah orang tahu Melayu, pertanyaannya Melayu mana? Nah, ini karena Melayu bahasa sama dialek beda merasa ya sudah di Melayu. Nah, Yamko Rambe Yamko mungkin konteksnya hampir sama ya," tuturnya.

"Di Papua juga ratusan kan etnis yang ada di sana, apakah Yamko Rambe Yamko jadi representasi semua atau hanya mewakili salah satu saja jadi nggak bisa berlaku umum," sambung lulusan Ethnomusicology di University of Washington Seattle, Amerika ini.

Soal analisis dari sisi bahasa ini juga sempat dibahas oleh Kepala UPT BPBN Papua Dessy Polla Usmani. Dia mengatakan beberapa kata dalam lagu Yamko Rambe Yamko ada di Papua.

"Itu kan bahasanya belum diketahui bahasa apa. Cuma tadi yang kami bahas dari kata-kata itu, ada kata-kata yang misalnya 'yamko' itu ada satu marga, aronawa, terus ada satu sungai di Genyem itu Grime Nawa, maksudnya dihubungkan kira-kira. Terus kombe biasanya ada teman itu dari Genyen panggil kombe artinya saudara laki-laki. Kombe atau kumbe," ujar Dessy.

Kembali ke Irwansyah, dia juga menjelaskan soal lagu Yamko Rambe Yamko jika dianalisi dari sisi bunyi. Dia menilai nada lagu tersebut identik dengan budaya di kawasan Ocean atau Oceania.

"Dari sisi bunyi musikal, ekspresi, kalau kita lihat sebetulnya tipikal lagu rakyat atau tradisi di Papua itu sangat tipikalnya Ocean, budaya Oceanic, kalau istilah saya. Oceanic culture itu mencerminkan apa, kolektif, bernyanyi bersama, ramai-ramai," ucap dosen transkripsi dan analisis musik ini.

"Kecenderungan melodi kalau saya menyebutnya ada bentuk-bentuk semacam 'diatonik' dalam konteks barat, ada yang pentatonik-diatonik. Ada yang lima nada tapi dia berkesan diatonis ada yang memang diatonis. Bentuk melodi semacam ini bisa kita interpretasikan ada dua, kalau saya melihat kebudayaan-kebudayaan Oceanic, tipikal tangga nada seperti itu umum sekali sampai ke Maori sana," sambung Irwansyah.

Sebagai informasi, diatonik dalam KBBI diartikan sebagai hal yang bertalian dengan tangga (skala) nada musik yang tiap oktafnya bernada delapan. Sementara pentatonik diartikan sebagai not yang terdiri atas lima nada.

Irwansyah juga menilai melodi dalam lagu ini juga terpengaruh dari dikenalkannya tangga nada barat saat Kristen mulai masuk ke wilayah Nusantara. Irwansyah pun menyebut hal ini menjadikan lagu Yamko Rambe Yamko unik.

"Nah, cuma pada satu masa ketika Kristen masuk ke Nusantara termasuk ke wilayah timur, jelas kita dikenalkan diatonis barat tangga nada mayor, minor dan sebagainya kalau kita lihat lagu Yamko Rambe Yamko itu sangat diatonis. Kalau saya coba bandingkan dengan bentuk-bentuk melodi yang ada di Eropa itu unik, nggak sama. Menurut saya, harus studi lebih lanjut, tapi saya merasa sangat tipikal Oceanic itu gayanya. Jadi ada tipikal kalau saya bilang itu pola descending dari atas turun ke bawah dalam wilayah oktav. Itu sangat tipikal dinyanyiin ramai. Kalau saya melihat itu sangat tipikal Papua, kalau ada interpretasi lain tentu dia punya argumen lain," jelasnya.

Selain itu, Irwansyah juga mengingatkan soal upaya Presiden RI pertama Sukarno dalam memperkenal budaya Indonesia. Salah satunya lewat lagu rakyat dari tiap-tiap daerah.

"Ini balik kita ke zamannya Sukarno. Sukarno ingin sekali memperlihatkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia representasinya lewat, salah satunya nyanyian rakyat, dari Papua apa, dari Sulawesi ada angin mamiri, dari Ambon, dari Melayu, dari Kalimantan, dari Jawa sendiri. Termasuk diajarkan di sekolah-sekolah," ujarnya.

Sebelumnya, asal muasal lagu Yamko Rambe Yamko heboh dipertanyakan di lini masa dan menuai polemik. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Papua turun tangan meneliti bahasa dan linguistik lagu tersebut.

Halaman 2 dari 2
(haf/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads