Cara pengetesan menggunakan RT-LAMP turbidimetry ini tidak menggunakan sampel darah, seperti rapid test, melainkan menggunakan swab test seperti tes PCR. Sebenarnya ada satu lagi jenis tes tapi masih perlu proses penelitian lebih lanjut, yakni RT-LAMP colorimetry.
Ada pula pengembangan rapid test berbasis Nanopartikel Fluoresensi dalam Lateral Flow ImmunoAssay (LFIA). Ini berbeda dengan rapid test yang ada sekarang, yakni yang berbasis gold nanopartikel (AuNP) sebagai indikator warnanya. LIPI mengembangkan, AuNP diganti dengan fluorescent silica nanoparticle (FSNP) untuk mengurangi ketergantungan impor. Sensitivitas FSNP juga lebih baik ketimbang AuNP, lebih cepat bereaksi pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handoko menjelaskan, tes Corona secara akurat di Indonesia (selama ini dilakukan memakai PCR) idealnya berjumlah 100 ribu per hari. Target 20 ribu per hari yang saat ini terus dikejar sebenarnya masih jauh dari ideal.
"Kita masih lemah dalam hal kapasitas jumlah maupun dari segi kecepatan hasil," kata Handoko.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, menjelaskan RT-LAMP turbidimetry ini diteliti dan dibikin dengan anggaran murni dari mitra. Dia berharap perusahaan-perusahaan terus bekerja sama demi penanganan COVID-19 yang lebih baik.
"Apalagi pemerintah sudah memberi sinyal akan memberikan pengurangan pajak bagi perusahaan-perusahaan yang membantu penanganan COVID," kata Agus.
(dnu/imk)