Tami mengakui, sejak viralnya kabar tersebut, lapaknya diserbu pembeli yang mengincar koin kelapa sawit.
"Gara-gara berita itu, jadi banyak yang sedikit-banyaknya ada peningkatan, yang tadinya nyari cuma satu orang sehari, jadi banyak, sekitar 20 orang. Yang tadinya mereka tidak tahu, gara-gara internet, jadi malah paham," kata Tami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Tami, penjual uang kuno lainnya, Sanusi, enggan menaikkan harga secara bombastis. Meski demikian, Sanusi menjual uang koin Rp 1.000 kelapa sawit lebih mahal dibanding Tami, yakni Rp 10 ribu per kepingnya.
"Orang juga mungkin kalau kita jual Rp 100 ribu juga kaget, jangankan Rp 100 juta, Rp 100 ribu saja kaget," kata Sanusi.
Sanusi berseloroh, apabila ada penjual uang kuno yang bisa menjual uang koin Rp 1.000 dengan harga Rp 100 juta, bisa kaya mendadak. "Ya patokannya, masa uang Rp 1.000 bisa jadi jutaan rupiah, apalagi ratusan juta rupiah, ntar orang bisa kaya mendadak, mati langsung," ucapnya.
(dkp/dkp)