Sejarawan UGM: Sultan Hamid II Terlibat Rencana Pembunuhan Sri Sultan HB IX

Sejarawan UGM: Sultan Hamid II Terlibat Rencana Pembunuhan Sri Sultan HB IX

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 18 Jun 2020 15:11 WIB
Sultan Hamid II dan Sri Sultan HB IX, saat masih duduk bersama pada 1948. (Dalam buku: Takhta untuk Rakyat/Mohammad Roem dkk)
Sultan Hamid II dan Sri Sultan HB IX, saat masih duduk bersama pada 1948. (Dalam buku: Takhta untuk Rakyat/Mohammad Roem dkk)

Lalu bagaimana bisa seorang pro-Belanda bisa berada dalam pemerintahan RIS? Bagaimana bisa Presiden Sukarno mempercayakan perancangan lambang negara ke Sultan Hamid II yang dinilai pro-Belanda? Menurut Djoko, itulah politik, tidak ada politik yang hitam-putih sejak dulu sampai era modern sekarang.

"Tidak ada yang hitam-putih, namanya politik. Pemimpin harus mengakomodasi. Kadang-kadang orang berjasa, tetapi kemudian membelot, itu dalam persoalan pemimpin kita kadang-kadang belok, ikut jadi pemberontak, ya namanya manusia," kata Djoko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pertahanan RIS, Sri Sultan HB IX (Arsip Nasional RI)Menteri Pertahanan RIS, Sri Sultan HB IX (Arsip Nasional RI)

Djoko mengatakan Sultan Hamid II adalah pengkhianat apabila sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang pro-republik. Sebenarnya tak hanya Sultan Hamid II saja yang bisa digolongkan sebagai pengkhianat melainkan banyak nama lainnya, meski kadang orang-orang itu juga punya jasa untuk Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Tinggal definisi pengkhianat itu apa. Yang membela republik namanya pejuang, yang menentang namanya pengkhianat. Tapi itu yang menyebut orang Indonesia. Kalau dari definisi itu, Hamid bisa dikelompokkan ke dalamnya," kata Djoko.

Penangkapan Sultan Hamid II

Dilansir buku 'Ign Slamet Rijadi: Dari Mengusir Kempeitai sampai Menumpas RMS' karya Julius Pour, Pemerintah bereaksi terhadap aksi Westerling. Pemerintah mengambil tindakan keras dengan memecat Sultan Hamid II dari jabatan Menteri Negara.

Sultan Hamid II disergap di kamarnya di Hotel Des Indes, Jakarta. Setelah menjalani beberapa kali sidang, Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan hukuman 10 tahun kepada Sultan Hamid II, pada 8 April 1953.

Sultan Hamid II terbukti bersalah, "Mempersiapkan pemberontakan bersenjata dan mencoba menggerakkan orang lain untuk melakukan pemberontakan ketika negara sedang dalam keadaan perang."

Dilansir Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Suratmin dalam tulisan 'Peranan Sri Sultan HB IX pada Tahun 1950-1965' menjelaskan Sri Sultan HB IX dan Sultan Hamid II sebenarnya adalah sahabat karib sejak sekolah rendah sampai kuliah di Belanda.

Namun Belanda kemudian kecewa saat Sultan HB IX menjadi Menteri Pertahanan. Belanda lebih menjagokan Sultan Hamid II sebagai Menteri Pertahanan. Soalnya, Sultan Hamid II adalah perwira KNIL.

"Dengan kekecewaan itu Belanda merencanakan suatu kamp militer yang akan membunuh dan menawan beberapa tokoh terkemuka dalam Kabinet Hatta termasuk Sri Sultan, tetapi rencana ini bocor. Sri Sultan sendiri sebagai Menteri Pertahanan ikut secara aktif dalam membongkar komplotan itu, dan sekaligus menahan Sultan Hamid II sahabatnya yang menjadi tokoh sentralnya," tulis Suratmin.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads