Seperti diketahui, penolakan pedagang untuk rapid test sempat terjadi di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor. Aksi puluhan pedagang yang menolak rapid test itu juga sempat viral di media sosial.
"Iya betul, seperti itu kenyataan dan realitasnya. (Pedagang menolak dilakukan tes masif) karena beritanya (pasien positif COVID-19 di Pasar Cileungsi) rancu, (dari) segi positif dan negatifnya," kata anggota staf Humas dan Keamanan Pasar Raya Cileungsi PD Tohaga, Ujang Rasmadi, ketika dihubungi, Kamis (11/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Bogor Ade Yasin menyebut penolakan ini terjadi karena miskomunikasi. Ade menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sebelumnya melakukan rapid dan swab test terhadap pedagang Pasar Cileungsi, yang setelah beberapa hari didapat hasil 33 kasus positif COVID-19 dari klaster Pasar Cileungsi.
Ade menambahkan pedagang khawatir bila dilakukan rapid dan swab test kembali, Pasar Cileungsi akan menjadi sepi pengunjung. Setelah dilakukan musyawarah, terjadi kesepakatan bahwa para pedagang di pasar tersebut bersedia melakukan rapid test kedua.
Para pedagang tak lagi menolak kedatangan tim medis yang akan melakukan rapid test. Ketika tim medis datang, beberapa pedagang langsung menyambut. Karangan bunga pun diambil dan dikalungkan di leher petugas medis.
(azr/elz)