Si jago merah mengamuk di sebuah rumah warga di Kota Bekasi, Jawa Barat. Kebakaran itu diduga akibat ulah anak si pemilik rumah.
Peristiwa itu tepatnya terjadi di Jalan KH Mansyur, Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Rabu (10/6) sekira pukul 21.17 WIB.
Petugas Damkar yang mendapatkan informasi soal kebakaran itu kemudian meluncur ke lokasi.Enam unit mobil pemadam kebakaran diluncurkan ke lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Api saat itu sudah besar saat petugas datang. Luas area yang terbakar 150 meter persegi. "Kerugian perkiraan Rp 500 juta," katanya.
"Selesai penanganan (pukul) 22.30 WIB," imbuh Hery.
Peristiwa ini sempat direkam warga. Dalam video yang beredar, terlihat api sudah membesar dan membakar sebagian besar bangunan rumah.
"Menurut kesaksian warga, terjadinya kebakaran dikarenakan dibakar oleh anaknya pemilik rumah yang mengalami gangguan jiwa," ujar anggota rescue Damkar Kota Bekasi, Hery Buchori, dalam keterangannya, Kamis (11/6/2020).
Berikut fakta-fakta ulah anak di Bekasi bakar rumah orang tua:
R Cekcok dengan Ayah
Sebelum membakar, R sempat bertengkar dengan ayahnya yang bernama Darsono.
"Berantem sama bapaknya. Bapaknya ada (penyakit) jantung, didorong bapaknya, bapaknya pingsan," ujar anggota rescue Damkar Kota Bekasi, Hery Buchori, ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
Saat itu Darsono tidak kunjung siuman. Warga yang mengetahui hal ini lalu membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
"(Bapak dari R) meninggal, nah setelah itu kan habis magrib, jenazah dibawa (oleh keluarga) ke kampung," katanya.
Saat itu, R ditinggalkan sendiri di rumahnya. Saat itulah, R membakar rumahnya.
"Nah dia (R) ditinggal di situ (di rumahnya), nggak tahunya dia ngebakar rumahnya," kata Hery.
Hery tak mengetahui pasti media yang digunakan R untuk membakar rumahnya. Diketahui R mengalami depresi berkepanjangan.
"Ya emang anaknya agak depresi lama," tutur Hery.
Hery menjelaskan R mengalami sejumlah luka bakar. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Mekar Sari sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Kota Bekasi.
Ayah R Meninggal Serangan Jantung
Darsono dikabarkan meninggal setelah percekcokan itu.
"Berantem sama bapaknya, bapaknya ada (penyakit) jantung, didorong bapaknya, bapaknya pingsan," ujar anggota rescue Damkar Kota Bekasi Hery Buchori, ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
Saat itu, Darsono tidak kunjung siuman. Ia kemudian diantar oleh keluarga dan warga sekitar ke rumah sakit.
"(Bapak dari R) meninggal, nah setelah itu kan habis magrib, jenazah dibawa ke kampung," kata Hery.
Ketika itu, ibu dan kedua adik R turut mengantar jenazah sang ayah ke kampung halaman di Indramayu. Sementara itu, R tinggal sendiri di rumah.
"Nah dia (R) ditinggal di situ (di rumahnya), nggak tahunya dia ngebakar rumahnya," kata Hery.
Hery tak mengetahui media apa yang digunakan R untuk membakar rumahnya. Motif R membakar rumahnya juga belum diketahui.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Bekasi Timur Kompol Sutoyo menyebut Darsono meninggal bukan karena penyakit jantung, melainkan karena umur.
"Bukan, bukan (jantungan), sakit (karena) tua," imbuh Sutoyo.
Minta Dibelikan Motor
Kapolsek Bekasi Timur Kompol Sutoyo mengungkap awal mula percekcokan R dengan ayahnya, Darsono, itu terjadi. Sutoyo mengatakan mulanya Darsono membelikan sebuah sepeda motor untuk adik kandung R. R merasa iri dan meminta dibelikan motor juga.
"Kan dibelikan (motor) itu adiknya, nah dia (juga) minta motor," ujar Kompol Sutoyo ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
Alhasil, terjadi percekcokan antara R dan ayahnya. Tak lama kemudian, sang ayah meninggal dunia. Namun Sutoyo menyebut Darsono meninggal bukan karena serangan jantung. Sebelumnya pihak Damkar menyebutkan Darsono meninggal karena kena serangan jantung setelah cekcok dan didorong oleh R.
"Bukan... bukan (jantungan), (karena) sakit tua," tutur Sutoyo.
Setelah itu, jasad sang ayah diantar ke kampung halamannya di Cirebon. Sang ibu dan dua saudara kandung R turut mengantar jasad ayahnya, sedangkan R berada di rumah seorang diri.
Saat ditinggalkan itu, diduga R membakar rumahnya.
"Anaknya ini laki-laki ini tinggal sendiri di rumah, karena itu, nah kita belum bisa mengatakan dia yang bakar ya, masih kita lidik, tapi asumsi warga dia (yang bakar)," imbuh Sutoyo.
Sutoyo melihat sejauh ini belum ada unsur pidana dari kasus ini. Hal itu disebabkan warga sekitar tidak merasa dirugikan.
"Kalau rumah sendiri (yang dibakar) bagaimana (ada unsur pidana), kecuali ada warga yang rumahnya kebakar," kata Sutoyo.
"Kita (masih) menyelidiki api itu berasal dari mana," tutupnya.
Warga Selamatkan R dari Kobaran Api
R (28), pria di Bekasi, Jawa Barat, diduga membakar rumahnya sendiri. Usai membakar rumahnya, ia disebut hendak masuk kembali ke kobaran api yang telah meluluhlantakkan rumahnya.
"Wong dia coba masuk lagi ke dalam, mau coba masuk ke (kobaran) api," ujar Ketua RT 10 Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Supriadi, saat dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
Saat api mulai membesar, R berada di halaman rumah. Pagar rumahnya terkunci sehingga warga tak bisa mendekat. Warga telah meminta R menjauh dari kobaran api tapi tak dihiraukan.
Supriadi sempat 3 kali hendak mencoba masuk ke rumahnya lagi. Namun, aksinya digagalkan warga.
"(R) diamanin warga, 3 kali gagal, yang terakhir diseret paksa," tutur Supriadi.
"Akhirnya (R) dipaksa dipegang orang banyak, di kantor RW diamanin," imbuhnya.
Supriyadi menyebut R mengalami depresi berkepanjangan. R disebut-sebut sering marah-marah tanpa sebab.
"Depresinya sekitar 10 tahun yang lalu," kata Supriadi.
Polisi Turun Tangan Menyelidiki
Polisi menyelidiki kasus terbakarnya rumah milik Darsono di Bekasi, Jawa Barat. Polisi belum bisa memastikan kebakaran itu disebabkan kesengajaan dari sang anak, R (28).
"Kita menyelidiki api itu berasal dari mana," ujar Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Sutoyo, ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
Sutoyo mengatakan, pihaknya masih mendalami keterangan warga yang menyebutkan bahwa R membakar rumahnya sendiri.
"Kita belum bisa mengatakan dia yang bakar ya, masih kita lidik, tapi asumsi warga dia (R yang bakar rumahnya sendiri)," tutur Sutoyo.