Sutoyo mengatakan mulanya Darsono membelikan sebuah sepeda motor untuk adik kandung R. R merasa iri dan meminta dibelikan motor juga.
"Kan dibelikan (motor) itu adiknya, nah dia (juga) minta motor," ujar Kompol Sutoyo ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
Alhasil, terjadi percekcokan antara R dan ayahnya. Tak lama kemudian, sang ayah meninggal dunia. Namun Sutoyo menyebut Darsono meninggal bukan karena serangan jantung. Sebelumnya pihak Damkar menyebutkan Darsono meninggal karena kena serangan jantung setelah cekcok dan didorong oleh R.
"Bukan... bukan (jantungan), (karena) sakit tua," tutur Sutoyo.
Setelah itu, jasad sang ayah diantar ke kampung halamannya di Cirebon. Sang ibu dan dua saudara kandung R turut mengantar jasad ayahnya, sedangkan R berada di rumah seorang diri.
Saat ditinggalkan itu, diduga R membakar rumahnya.
"Anaknya ini laki-laki ini tinggal sendiri di rumah, karena itu, nah kita belum bisa mengatakan dia yang bakar ya, masih kita lidik, tapi asumsi warga dia (yang bakar)," imbuh Sutoyo.
Sutoyo melihat sejauh ini belum ada unsur pidana dari kasus ini. Hal itu disebabkan warga sekitar tidak merasa dirugikan.
"Kalau rumah sendiri (yang dibakar) bagaimana (ada unsur pidana), kecuali ada warga yang rumahnya kebakar," kata Sutoyo.
"Kita (masih) menyelidiki api itu berasal dari mana," tutupnya.
Peristiwa itu terjadi di Jalan KH Mansyur, Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Rabu (10/6) pukul 21.17 WIB. Diduga anak pemilik rumah, R, yang membakar.
"Menurut kesaksian warga, terjadinya kebakaran dikarenakan dibakar oleh anaknya pemilik rumah yang mengalami gangguan jiwa," ujar anggota rescue Damkar Kota Bekasi, Hery Buchori, ketika dihubungi detikcom, Kamis (11/6). (isa/mei)